Sisipkan Pendidikan Moral pada Pembelajaran Sains

oleh
oleh -

MAJALAHTERAS.Com – Pendidikan moral seharusnya ditanamkan pada anak sejak kecil, dimulai dari lingkungan rumah, karena keluarga sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak. Sikap dan perilaku orang tua yang selalu diperlihatkan dalam keseharian menjadi cermin dan contoh bagi tingkah laku bagi anak.

“Saat anak menginjak bangku sekolah, lingkungan teman sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak yang bergaul dengan teman yang baik akan memiliki kepribadian yang baik. Jika teman-temannya selalu menunjukkan perilaku yang buruk, misalnya merokok, maka anak pun kemungkinan besar akan ikut terbawa,” jelas Guru IPA SMP Negeri 21 Kota Serang, Heryanah.

Heryanah yang juga sebagai Guru IPA di SMP Khairul Huda menilai, pendidikan moral sangat penting dan harus diterapkan di sekolah, karena tanpa menanamkan moral yang baik pada siswa maka dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa yang tidak baik.

Baca Juga  Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-77, Siswa SDN Babakanlor 2 Ikuti Lomba Gerak Jalan

“Pendidikan moral yang diajarkan pada siswa sedikit demi sedikit tetapi berulang dan berkelanjutan dapat mengubah karakter siswa menjadi baik. Asalkan guru terus menerus menyampaikan dan menerapkannya di dalam setiap proses pembelajaran,” jelas Heryanah.

Pendidikan moral, tambah Heryanah, seharusnya diajarkan pada siswa di setiap mata pelajaran. Apalagi kurikulum saat ini sudah terintegrasi dengan Pendidikan Karakter. Karakter baik harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini, karena dapat membentuk moral anak yang kuat.

Selain itu, Heryanah yang juga mengajar IPA di SMP Khairul Huda menilai, pembelajaran sains yang dilakukan di sekolah juga harus menyisipkan Pendidikan Karakter. Pendidikan Karakter terdapat dalam setiap proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

Baca Juga  P2STRATEGIK 2019, 1373 Calon Mahasiswa Baru Padati Gedung RCH UNSERA

“Pendidikan Karakter pada mata pelajaran IPA misalnya; saat menjelaskan materi tata surya, sebaiknya guru juga menyampaikan kebesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Siswa diajak bersyukur, karena dengan bersyukur dapat membentuk karakter dan moral takwa kepada Allah,” paparnya.

Dalam kegiatan praktikum, ketika siswa dihadapkan pada sebuah penelitian ilmiah, siswa dituntut untuk berpikir kritis. Mereka berada pada sebuah proses yang panjang, serta harus obyektif terhadap apapun hasil dari penelitian tersebut. Nilai-nilai kesetiakawanan dan kerjasama pun dilatih dalam bentuk kerja kelompok.

“Sikap kerjasama dan teliti selalu diutamakan dalam kegiatan eksperimen. Dengan adanya penilaian sikap tersebut, menjadikan siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan. Sikap tanggung jawab tidak lepas dari penilaian. Siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu diberi nilai baik dalam segi tanggung jawab,” papar Heryanah.

Baca Juga  STKIP Banten Kembali Terjunkan Mahasiswa KKM di Kecamatan Petir

Saat melakukan kegiatan diskusi dan eksperimen, siswa diajarkan untuk bertindak jujur, kerjasama, teliti dan tanggung jawab.

“Hasil eksperimen harus ditulis sesuai dengan fakta hasil percobaan, tidak boleh asal-asalan, sehingga ditanamkan sikap jujur pada diri sendiri,” katanya.

Semoga pendidikan di Indonesia, harap Heryanah, menjadi lebih baik. Bagaimanapun, pendidikan yang baik bersumber dari guru yang baik. Guru yang baik mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, ikhlas dalam mengajar, dan lebih mengutamakan pendidikan moral siswa dibanding hanya sekedar menyampaikan materi saja agar moral masa depan generasi muda menjadi lebih baik.

@IMAN