Lestarikan Batik Khas Sukadiri Kesultanan Banten, Unsera dan Unbaja Lakukan Pelatihan Hibrid Marketing

oleh
oleh -

MAJALAHTERAS.COM– Universitas Serang Raya (UNSERA) dan Universitas Banten Jaya (UNBAJA) berkolaborasi melakukan pelatihan pembuatan batik bermotif gerabah dengan tema “Peningkatan Pendapatan Pokdarwis Maulana Yusuf Berbasis Inovasi Produk Kain Batik Bermotif Kesultanan Banten Melalui Hybrid Marketing”.

Pelatihan dalam skema Hibah Pengabdian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024 berlokasi di Kampung Sukadiri, Kelurahan Kasunyatan Kecamatan Kasemen Kota Serang Banten, pada Sabtu (21/9/24). Kegiatan ini diikuti oleh 20 anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Maulana Yusuf.

Hadir dalam pelatihan tersebut Ketua Pokdarwis Saepudin, SE., Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Kasemen Neni Widiastuti Kristiyanto dan Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Kasunyatan Neneng Titin Kurnia, S.Pd, M.Si. Hadir pula Ketua Tim Pengabdian Mohammad Jihan Shofa, ST. MT., bersama anggota tim pengabdian Chotibul Umam, M.Pd. M.Par dan Eka Indah Yuslistyari, ST. MT,. Kegiatan pembuatan batik ini didampingi oleh tenaga ahli di Trusmi Group Ropiah.

Baca Juga  Luhut: Transisi Pandemi ke Endemi Dilakukan Secara Hati-hati dan Bertahap

Menurut Jihan, pelatihan ini untuk memberdayakan Pokdarwis Maulana Yusuf melalui inovasi produk kain batik bermotif khas Sukadiri Kesultanan Banten yang merupakan bagian dari warisan budaya Kesultanan Banten. Pemberdayaan dilakukan dengan strategi kombinasi antara pemasaran tradisional dan digital (hybrid marketing). Hybrid marketing, tambah Jihan, agar anggota Pokdarwis mampu memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Baca Juga  Pemeritah Kabupaten Lebak Optimis Vaksinasi Tercapai 70 Persen

”Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan ruang baru pada Pokdarwis untuk berkarya, melainkan memberikan sumbangsih pada pelestarian sejarah Kesultanan Banten dalam bentuk inovasi produk batik berbasis Kesultanan Banten,” kata Jihan.

Sedangkan Chotibul Umam mengatakan, inovasi produk batik motif gerabah merupakan hasil dari penelitian kepurbakalaan dan berdasarkan buku peninggalan nasional tahun 1978. ”Motif gerabah mencerminkan bentuk budaya lokal, termasuk simbol-simbol yang ditemukan pada peninggalan arkeologi. Motif gerabah yang ditemukan di Sukadiri tidak hanya berfungsi sebagai warisan arkeologis, tetapi juga memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi,” tambah Chotibul.

Baca Juga  Penuhi Hak Warga Binaan, Klinik Rutan Bangil Berikan Pelayanan Kesehatan

Proses pembuatan batik diawali dengan membuat pola, penebalan menggunakan malam, penutupan warna, pencelupan warna dan pengeringan. Pelatihan ini memungkinkan motif Khas Sukadiri Kesultanan Banten ini bertahan dan terus diwariskan dalam motif yang berbeda.(MEDIA)