Ketum KERIS: Jangan Jadi Bangsa Asing Di Negeri Sendiri

oleh
oleh -

JAKARTA, – Milenial dan Gen Z harus menjemput Indonesia Emas 2045 dengan optimis dan jangan jadi bangsa asing di negeri sendiri. Dengan panggilan hati, super accelerated learning by doing, super kreatif dan inovatif dengan base time management and strategy. Lebih dari itu, dengan patriotik, nasionalis, serta tidak boleh putus sejarah dan tatanan nilai, budaya dan peradaban warisan leluhur bangsa.

 

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia dr Ali Mahsun ATMO M Biomed pada Seminar Nasional Ekonomi: Ekonomi Macro dan Micro, Peningkatan Ekonomi 2023 Menuju 2024 Songsong Indonesia Emas 2045. Ali Mahsun ATMO yang juga Ketua Umum APKLI Perjuangan mengutarakan, di hadapan aktifis mahasiswa se-Jabodetabek dan para nelayan peserta seminar nasional yang diselenggarakan FPPI (Front Pejuang Pemuda Indonesia) di Hotel Discovery Ancol Jakarta Rabu (27/12/2023).

 

Ali Mahsun ATMO, mengaku bahwa indikator ekonomi makro dan mikro Indonesia hingga akhir 2023, masih membutuhkan hard effort untuk mewujudkannya. Ide cerdas dan genuine sangat dibutuhkan guna mewujudkan RPJM 2025-2045 Visi Indonesia Emas 2045 yang diluncurkan Presiden Jokowi 15 Juni 2023: Negara Nusantara Berdaulat, Maju, Berkelanjutan, dan Indonesia Bertransformasi.

Baca Juga  Hasil LHP BPK-RI Tahun 2022, Kemenkumham R.I Raih WTP Ke XIV

 

Menurut Ali Mahsun ATMO, tahun 2024 menjadi pertaruhan sejarah Indonesia ke depan, ada momentum pemilu 2024, baik Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak yang tentukan kepemimpinan eksekutif dan legislatif Indonesia lima tahun ke depan.

 

“Tahun 2024 bisa jadi kesempatan emas (golden of opportunity) jika kepemimpinan yang terpilih mampu sukseskan Indonesia jemput puncak bonus demografi 2030. Namun bila gagal, akan alami malapetaka demografi, ujung dan akhirnya bisa jadi kuburan (killing round).”

 

Oleh karena itu, menurut dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FKUB Malang dan FKUI Jakarta, Ali Mahsun ATMO, dalam wujudkan Indonesia Emas 2045, pertama, lanjutkan rekonsiliasi, perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dibawah panji Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magrwa. Karena tanpa stabilitas bangsa, tanpa stabilitas sosial politik pembangunan tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.

Baca Juga  Lapas Serang Gelar Apel Penyematan Pangkat Pengabdian dan Pelepasan Pegawai Purna Tugas

 

Kedua, Pemimpin nasional atau Presiden dan Wapres RI 2024-2029 harus sosok inspiring, punya ide dan gagasan besar dan transformatif, mampu mengkomunikasikan dan mewujudkan. Sosok strong character and risk taker, punya karakter atau keberanian nyali yang kuat apapun resikonya, hibahkan diri dan segala yang dimiliki termasuk nyawa demi dan untuk Indonesia.

 

Lebih dari itu, merupakan keberlanjutan dari mutiara-mutiara kepemimpinan nasional sebelumnya. Tak boleh lembek apalagi dikendalikan bangsa dan negara asing. Ketiga, lanjutkan, percepat dan sempurnakan hilirasasi kekayaam SDA Indonesia yang sangat melimpah.

 

“Untuk apa? Tingkatkan produktifitas nasional dan buka lapangan kerja seluas-luasnya. Untuk tingkatkan dan perluas penerimaan negara sebesar-besarnya karena pembangunan dan koneksitas infrastruktur fisik dan sosial harus dilanjutkan, dipercepat dan disempurnakan.”

 

Lelaki sahaja asli Mojokerto Jawa Timur ini menambahkan, yang ke-empat, negara harus hadir totalitas berpihak nyata dalam optimalisasi kemajuan teknologi (digital) dan inovasi milenial dan gen Z. Totalitas berpihak pada 65,4 juta ekonomi rakyat UMKM mampu naik kelas dan unggul sehingga dari 2024-2045, rasio kewirausahaan terdongkrak dari 3,49% jadi 10-12%, dan pendapatan perkapita dari 4.500 USD jadi minimal 22.000 USD.

Baca Juga  HD Bersama Forkopimda Dengarkan Arahan Presiden secara Virtual

 

“Walau tak semudah membalik tangan, namun kita mampu asal mau,” tutur Ali Mahsun ATMO penulis buku: Revolusi Kaki Lima Indonesia, Ketua Umum APKLI Perjuangan dan Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI).

 

Bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045 adalah kesempatan emas bagi anak muda Indonesia, milenial dan gen Z. Segala syarat dan prasyarat ada di Indonesia. Bahkan 2038 pendapatan perkapita Indonesia bisa 15.700 USD.

 

“Artinya optimis Indonesia mampu mampu jadi negara maju, adil, makmur dan adidaya tahun 2045,” tutur Pengamat Ekonomi, Suharto SS MM MIkom, Direktur PP Gumregah Bhakti Nusantara (GBN) pada kesempatan yang sama.

 

Seminar dipandu moderator Siti, Mahasiswa UNJ dan turut sebagai nara sumber Sekjen FPPI Ma’sum Yusron. Adalah Dalang Wayang Kulit Milenial Ki Ray Darmawan, Mahasiswa Unindra Jakarta sebagai Ketua Panitia Penyelenggara.***