MAJALAHTERAS.COM – Dies Natalis STIN 2020 digelar bersamaan dengan Inagurasi Statuta Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno Inisiator STIN.
Kegiatan juga dirangkai dengan penutupan Dikintelsus (Pendidikan Intelijen Khusus) dengan kode sandi Pasukan Khusus Rajawali.
Wawan Hari Purwanto
Deputi VII BIN yang juga
Mantan Gubernur STIN menjelaskan, ini bukan Pasukan (Unit) tersendiri namun Kepelatihan Intelijen Khusus yang diberikan kepada Personil BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri), agar memahami tentang tugas dan dinamika di lapangan, antara lain Intelijen Tempur, Taktik dan Teknik Intelijen di medan hutan/perkotaan dan lainya serta peningkatan kapabilitas SDM.
Dijelaskan Wawan, pelatihan ini dilaksanakan antara lain berdasarkan evaluasi terhadap hasil Operasi Satgas di wilayah Konflik, dimana Personil BIN di Papua ada yang telah Gugur dan terluka.
“Kalau mengkaitkan ini dengan Schutz Staffel Nazi Jerman, dll rasanya terlalu jauh,” ucapnya.
Penutupan Dikintelsus juga selalu diwarnai dengan atraksi ketrampilan baik bela diri, IT, bahan peledak atau ketrampilan senjata serta simulasi penumpasan ATHG lainnya.
“Pendidikan ini ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi tugas khusus yang berat dan medan sulit. Setelah selesai pendidikan mereka diterjunkan untuk tugas klandestin di berbagai sasaran yang menjadi titik ATHG. Mereka terjun seorang diri ataupun bekerja dengan tim kecil (Satgas),” jelas Wawan.
Diungkapkan Wawan, Dikintelsus Ini bukan dibentuk menjadi sebuah pasukan tetapi akan terjun secara personal/ mandiri di wilayah tugas.
“Jadi ini bukan pasukan tempur, meskipun latihannya adalah latihan para komando,” terangnya.
“Diklat seperti ini biasa dilakukan di BIN, semua ditujukan untuk menciptakan insan intelijen yang tangguh guna melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, serta menjaga keselamatan 267 juta rakyat Indonesia,” imbuh Wawan.
Saya, lanjut Wawan, juga mantan rektor STIN yang sekarang disebut gubernur, sehingga paham akan sistem pendidikan yang diterapkan di BIN.
“Setelah selesai pendidikan mereka kembali ke unit tugas masing- masing sesuai tupoksinya,” tuturnya.
Atraksi penutupan pendidikan adalah simulasi hasil pendidikan yang mencerminkan ketangguhan skill, spirit dan stamina. Selain itu juga terbentuk keberanian, wawasan dan personal approach yang baik dan dibarengi kecepatan bertindak jika ada ATHG.
“Jadi tidak ada Pasukan di BIN, penamaan Pasukan Khusus Rajawali adalah kode sandi pendidikan yang selalu berubah kodenya di setiap jenis pendidikan,” pungkas Wawan.(rls).