Seperempat Abad Provinsi Banten Uwes Qarny dan Tryana Sjam’un

oleh -
oleh
Drs. H. Uwes Qorny dan Presiden Soeharto. Buku Jejak Langkah Sang Perintis. Biografi Drs. H. Uwes Qorny)

Seperti Multatuli

Multatuli hengkang dari Rangkasbitung, lalu mengembara ke Eropa. Anak dan istrinya dia titipkan kepada kelurganya. Di sebuah losmen dalam sebuah hotel kecil, di Brussel, Belgia, Multatuli menulis buku, menuangkan kekecewaan dan gagasannya. Bukunya, Max Havelaar, kemudian sangat terkenal, dan diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Tentu saja, Uwes Qorny bukan Multatuli, bukan pula keturunan Multatuli. Meski begitu, setidak-tidaknya, ada kesamaan pada diri keduanya. Pergolakan dan pengembaraan pemikiran, juga kesendirian. Multatatuli hengkang dari Rangkasbitung. Uwes Qorny pun hengkang dari Kumpay, lalu mengembara ke Rangkasitung, sampai ke Kota Kembang Bandung.

Pembentukan Provinsi Banten yang sempat tertunda sepanjang zaman Orde Baru, kemudian diangkatnya kembali karena  memang waktunya dinilai tepat, seiring dengan bergulirnya aksi reformasi –  seperti angin yang berembus begitu kuat sampai ke pelosok.

Provinsi Banten akan benar-benar lahir kalau digarap oleh orang yang tepat, dengan cara yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Pembentukan Provinsi Banten itu amanat dari para senior dan sesepuh Banten pendahulunya. Simpulan Uwes Qorny, pembentukan Provinsi Banten tak boleh ditunda lagi.

Itulah gagasannya yang lahir di tengah-tengah kesendiriannya, di sebuah kamar berbingkai sepi, dalam gedung Pepustakaan Saija Adinda yang berselimutkan legamnya malam. Soal waktu, sudah tepat, tetapi cara yang ditempuh, dan orang yang akan menjadi “lokomotif”  pembentukan Provinsi Banten, dalam benak Uwes Qorny, masih harus dicari. Siapa?

Baca Juga  Dangrup 1 Kopassus Kolonel Romel Jangga Wardhana : Grup 1 Kopassus Serang Milik Media dan Masyarakat

Seperti Multatuli yang berpikir di tengah-tengah kesendiriannya, tanpa pendamping sang istri, Uwes Qorny pun begitu, tanpa pendamping  yang menyediakan segelas teh atau secangkir kopi. Multatuli berpikir keras dalam sebuah losmen  di sebuah hotel. Uwes Qorny berpikir padat dalam sebuah kamar  senyap, di gedung Perpustakaan Saija Adinda, kamar yang bukan milik pribadinya.

Tak ada hiburan, kecuali sebuah televisi dan tumpukan buku dalam rak perpustakaan. Tak ada komputer alat menuangkan gagasan, kecuali sebuah mesin tulis setengah normal di tengah-tengah koran dan kertas yang berserakan. Juga, tak ada kendaaraan untuk menghubungi teman-teman perjuangannya, kecuali para abang becak yang setiap hari mangkal di sekitar gedung Perpustakaan Saija Adinda.

Bagi seorang aktivis. beratkah semua itu? Justru, sebuah romantikan, problematika, dan tantangan gagasan. Pada pagi hari, Uwes Qorny  cukup mampir di warung nasi uduk, di sekitar Balong Rancalentah, setelah  lelah semalam suntuk berdialog dengan mesin ketik yang sudah “sepuh”  nyaris berkarat.

Provinsi Banten Akan Dibaca

Kalau Uwes Qorny kapok, mungkin Provinsi Banten tak akan terbentuk secepatnya seperti sekarang ini. Seperti Multatuli yang percaya diri, bahwa bukunya akan dibaca, dan “aku ingin dibaca” seperti teriakannya. Uwes Qorny pun percaya diri, bahwa Provinsi Banten akan “dibaca”, dan akan diperhitungkan di pentas nasional.

Baca Juga  Simak syarat dan Cara untuk Mendapatkan BLT UMKM Rp 2,4 Juta Cair Maret 2021

Teman-teman seperjuangannya memahami benar gagasannya. Tahu persis cara dan ciri dukungan  yang harus dibuktikan kepadanya, dan bukan penyediaan fasilitas kendaraan mewah atau limpahan uang.

Sampai kini, Max Havelaar terus dibaca, padahal Multatuli sudah berbaring di bawah lapisan tanah merah sejak lama. Tak mustahil pula, setelah Provinsi Banten melewati rentang masa sekian panjangnya, nama Uwes Qorny akan tetap dikenang, akan tetap menyemangati gairah perjuangan generasi Provinsi Banten berikutnya. Atau, Uwes Qorny akan senyap dimakan proses waktu.

Abu Barkah, Puisi “Banten Mandiri”

Inginkah pula Uwes Qorny menuliskan pengalaman dan  gagasannya seperti Multatuli? Tipe gila pangkat dan gila hormatkah Uwes Qorny? Atau, Uwes Qorny sosok yang haus pengakuan dan sanjungankah?

Lihat saja, setelah sukses mengantarkan Banten ke gerbang provinsi bersama rekan-rekan seperjuangannya, Uwes Qorny kembali ke habitatnya, ke kamar sepi di gedung Perpustakaan Saija Adinda, Balong Rancalentah, Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Uwes Qorny kembali berselimutkan kesendiriannya, tanpa sambutan senyum manis sang bidadari di muka pintu. Tak ada pula  ucapan dan sapaan selamat datang dari siapa pun, kecuali derit mesin ketik setengah normal yang menjadi saksi bisu tentang  “Kau Kuantar ke Gerbang Provinsi Banten”.

Uwes Qorny wafat tanggal 13 Mei 2005. Dia menulis puisi, dalam secarik kertas, beberapa hari setelah Banten jadi provinsi. Puisinya itu ditulis dengan nama samaran Abu Barkah, berjudul  “Banten Mandiri”.  Bait pertama puisinya, “Bersyukur pada Ilahy Rabby/Rakyat Banten siap mandiri/Wujudkan siap mandiri/Dalam wahana provinsi…”

Baca Juga  Melalui Program Dashat, Koramil 0602-19/Cikande Ikut Membantu Turunkan Angka Stunting

Kakak TS, “Urus Banten Sebaik-baiknya!”

Ketua Badan Koordinasi Pembentukan Provinsi Banten (Bakor PPB). H. Tryana Sjam’un,S.E., berpidato singkat di hadapan para anggota DPRD Provinsi Banten. dalam gedung DPRD setempa, persis pada usia seperempat abad Provinsi Banten, Sabtu (08/09/25)..

Tampak, Kakak TS, demikian dia biasa dipangil orang-orang dekatnya, berpidato dengan suara berat, singkat, menghitung anggota Bakor PPB yang sudah meninggal dunia. Tubuh Kakak TS tampak sepuh (80 tahun lebih). Dipapah petugas dan pembantunya untuk naik mimbar.

Kakak TS mengingatkan, dengan semangat dan nada suara bergetar, bahwa pembentukan Provinsi Banten tak mudah, karena  bukan pemberian, melainkan boleh disebut hasil merebut Sekarang di pundak Anda-lah pengelolaan Provinsi Banten untuk kepentingan rakyat. Urus Banten sebaik-baiknya!

Di sisi lain, Provinsi  Banten masih tetap menghadapi “musuh utama” , seperti sering sekali diteriakkan Kakak TS dalam banyak kesempatan. “Musuh kita adalah kemiskinan dan kebodohan”. Maka, semoga program sekolah gratis janji kampanye Gubernur Banten Bang Andra sukses! (Dean Al-Gamereau, penulis buku Jejak Langkah Sang Perintis. Biografi Drs.H. Uwes Qorny. Editor, H. Agus Sutisna, S.I.P., M.Si. Terbit tahun 2007).