MAJALAHTERAS.COM –Mahasiswa ditantang untuk keluar dari zona nyaman dan berlatih menghadirkan solusi dari masalah yang ditemuinya di desa. Pentingnya pembelajaran yang diperoleh mahasiswa selama
menyelesaikan masalah di desa. “Projek bangun desa harus berjalan selama kegiatan ini berlangsung” ucap Dr. Zalzulifa, Mpd selaku Rektor Universitas Pramita Indonesia (24/02/24).
Mahasiswa harus bisa berkolaborasi dengan warga, dan pengurus desa. Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk dapat memahami keberagaman yang ditemuinya di lapangan. Hal itu menjadi pembelajaran yang bermanfaat untuk penguatan karakter. “Harus ada pendampingan evaluasi selama beberapa bulan, tidak bisa jalan sendiri,” imbuh Ike Megasari selaku Ketua DPW 1 Insan Pariwisata Indonesia Kabupaten Tangerang.
Melakukan pengabdian di desa, maka pemanfaatan dana desa dapat lebih optimal dan tepat guna. Proyek yang menggunakan dana desa nantinya akan didukung tenaga-tenaga muda yang memiliki intelektualitas yang siap menjadi rekan bagi para pengelola desa untuk berdiskusi dan melakukan eksekusi program. Kemudian, diawali dengan program pengabdian mahasiswa di suatu desa, maka universitas asal mahasiswa tersebut pada akhirnya akan merancang program-program lanjutan bagi desa tersebut hingga desa yang dibina menjadi mandiri. “peran penting kepala daerah dalam kegiatan ini adalah dukungan untuk dapat terlibat berupa bantuan di setiap desa untuk projek bangun desa” tambah Zalzulifa.
Desa sebagai tempat wisata adalah suatu tujuan rekreasi atau hiburan, didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas penunjang dan kemudahan akses jalan menuju lokasi serta keindahan. Semuanya disajikan menyatu dengan tata cara dan tradisi warga desa. Tantangan pengembangan desa wisata secara umum menyangkut aspek kesiapan sumber daya dan kesiapan kelembagaan pengelola, pemenuhan fasilitas pendukung hingga perluasan kemitraan.
“Membuat media sosial untuk setiap desa mulai dari channel youtube, akun istagram dan fb agar dapat menarik masyarakat membuat desa digital sebagai sarana pemasaran kepada masyarakat, diharapkan setiap desa dapat menghasilkan one village one produk”, Tutupnya pada saat diwanwancarai di Universitas Paramita Indonesia. (Wisnu Shinoda)