Dua belas hari menjelang Idulfitri 1445 H, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menekan harga sembako. Satu di antaranya, menggelar Pasar Murah Ramadan Berkah 2024, Kamis (28/3/2024).
Pada pasar “kaget” yang ada di kompleks Tarubudaya, Ungaran itu, komoditas dijual dengan harga miring, karena langsung didatangkan dari petani. Hanya sehari digelar, harga-harga dipatok miring. Seperti cabe rawit yang dijual Rp8.000 per dua ons, kelengkeng Rp18.000 per 500 gram, melon hidroponik Rp39 ribu per buah.
Sementara untuk beras, dijual mulai harga Rp62 ribu per 5 kilogram untuk jenis ciherang, dan untuk beras rojolele Srinuk Klaten Rp85 ribu per 5 kilogram. Adapun, harga gula pasir kemasan dijual Rp16.500 per kilogram.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan, ajang itu adalah upaya pemerintah menyediakan sembako dengan harga terjangkau. Selain itu juga untuk menekan inflasi jelang lebaran 2024.
“Ini langsung dari petani, untuk mencukupi kebutuhan pokok masyarakat, apakah itu beras, sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Ini memotong mata rantai distribusi (dari petani) dan dijual di Distanbun. Kita cek di kios tadi (selisih) antara Rp3 ribu-Rp6 ribu jauh lebih murah dari pasaran,” ujarnya
Nana mengatakan, pasar murah bertujuan menjaga daya beli masyarakat. Mengingat, selain mendekati Idulfitri, beberapa kejadian bencana juga memengaruhi hasil panen komoditas beras.
Ia menyebut terobosan pasar murah akan terus digelar, agar konsumen juga petani mendapat kualitas serta harga murah. Selain itu, Nana juga memastikan pasokan kebutuhan pokok di Jawa Tengah tetap tangguh.
“Pemprov Jateng bersama pemda dan stakeholder lainnya kami terus melakukan gerakan pasar murah. Tidak hanya di satu tempat, tapi banyak tempat, sesuai kebutuhan masyarakat,” tutur Pj gubernur.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Supriyanto mengatakan, acara ini adalah kolaborasi antar pemerintah dan stake holder terkait. Seperti, BUMD JTAB, Bank Jateng, Bank Indonesia dan BRI. Selain itu, acara ini juga didukung oleh Dinas Ketahanan Pangan dan dinas lain yang mengampu soal pangan.
“Ini bertujuan pemberdayaan dan mengenalkan, serta menjual produk petani di bawah harga pasar,” sebutnya.
Selain jualan produk tani murah, pada kegiatan itu juga disalurkan 3,5 ton beras kepada warga kurang mampu di sekitar Kompleks Tarubudaya.
Petani sayur asal Boyolali, Sunan menyebut, acara seperti itu cukup membantu pemasaran produknya. Ia mengaku, membawa produk berupa sayuran, bawang merah, cabai, bawang putih sebanyak 200 kilogram.
“Sekarang lihat saja sudah habis. Cabai di pasaran Rp30 ribu per kilogram, saya jual Rp22 ribu per kilogram, dan itu masih untung. Karena petani juga punya empati terhadap kondisi ini, seharusnya untung Rp5 ribu kita cuma ambil Rp4 ribu. Ini cara kami bantu warga dan pemerintah,” ujar warga Mojosongo itu.
Ia menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Pemprov Jateng itu, karena dinilai membantu petani memperoleh harga yang bagus. Sementara, konsumen masih bisa menjangkau.
“Harus diadakan di instansi pemerintah. Harus diperbanyak kami petani champion siap. Hari ini ada kegiatan serupa di 10 kabupaten,” pungkas Sunan.(mar)