Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga menyatakan kerja sama Parlemen Indonesia dan Uni Eropa bekerja tidak hanya untuk saat ini, namun juga untuk jangka panjang. Kerja sama kedua pihak dapat dilakukan dalam berbagai nilai yang sama dalam menjaga lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan, khususnya terkait program yang didedikasikan untuk mengawal masa depan lingkungan dan generasi muda bersama.
“Kerja sama antarpihak dalam hal pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, transisi hijau, dan dalam mengatasi perubahan iklim menjadi prioritas dan antisipasi,” ujar Ravindra saat membuka acara FGD yang diselenggarakan oleh DPR RI bekerja sama dengan Delegasi dari Uni Eropa untuk ASEAN dengan tema ‘Uni Eropa Setelah Pemilu Eropa tahun 2024’ atau EU After the 2024 European Election, di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Namun demikian, tutur Legislator Fraksi Partai Golkar tersebut, jalan kerja sama Indonesia dan Uni Eropa bukan berarti tanpa tantangan. Sejumlah isu dinamis terkait regulasi tentang deforestasi Uni Eropa, potensi regulasi pelaksanaannya oleh Uni Eropa, situasi kebijakan perdagangan bilateral, merupakan bagian dari tantangan tersebut.
Yang paling utama dari semua hal tersebut, ungkap Ravindra, dinamika politik yang dihasilkan dari Pemilu 2024 di sebagian besar dunia, termasuk di Indonesia dan Uni Eropa akan memainkan peran fundamental dalam membentuk arah kerja sama kemitraan di masa mendatang di antara kedua pihak.
“Dengan latar belakang tersebut, saya menyambut inisiatif yang dikembangkan oleh BKSAP DPR RI dan Parlemen Uni Eropa melalui Yang Terhormat Bapak Antoine dari Delegasi Uni Eropa untuk ASEAN dalam pelaksanaan Diskusi Kelompok Terpumpun setelah Pemilu 2024 ini,” papar Ravindra mengapresiasi.
Lebih lanjut, terang Ravindra, Indonesia dan Uni Eropa telah mengembangkan mekanisme dialog parlemen melalui EU-Indonesia Inter-Parliamentary Meeting dan melalui ASEAN di bawah Inter-regional EP-AIPA Dialogue Meeting. Namun, Ravindra menyampaikan BKSAP DPR RI menyadari bahwa mekanisme dialog lainnya juga dibutuhkan.
Hal itu, tegasnya, untuk memastikan bahwa para pakar/tenaga ahli, spesialis, analis, dan juga staf pendukung Parlemen lainnya yang relevan dapat berinteraksi dan menggali lebih dalam isu-isu yang mungkin menjadi tantangan sehubungan dengan dinamika antara Uni Eropa dengan Indonesia, dan bagaimana isu-isu politik global, perdamaian dan keamanan mempengaruhi arah politik Uni Eropa terhadap Indonesia.
“Sebagai kesimpulan, saya berharap FGD ini dapat berperan sebagai forum dialog dan diskusi terbuka yang dapat mengatasi berbagai pertanyaan perihal sejumlah isu tematis yang berkaitan dengan Uni Eropa yang ada dalam benak dan pikiran para pakar/tenaga ahli, spesialis, analis, dan juga staf pendukung parlemen lainnya yang relevan,” tandas Ravindra.
“Dengan dukungan yang besar dari Delegasi Uni Eropa terhadap ASEAN ini, Saya yakin bahwa kolaborasi tidak akan berhenti sampai di sini. Untuk itu, Saya yakin bahwa berbagai inisiatif akan segera terjadi untuk keuntungan kedua pihak, Indonesia dan Uni Eropa,” lanjut Ravindra menutup sambutannya. (Iwan)