Menyambut Uji Kompetensi Wartawan (UKW) 2025 di Provinsi Banten

oleh
oleh
Wartawan : tantangan sebuah profesi untuk sebuah peristiwa (Foto : google.com)

Menuju Wartawan Kompeten

Akhir tahun 2025 ini, ada dua gelombang uji kompetensi wartawan (UKW), di Kota Tangerang (24 – 25 November)  dan di Kota Cilegon  (4 – 5 Desember). UKW di kedua kota di Provinsi Banten ini diselenggarakan oleh Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) PWI.

Ketua PWI Provinsi Banten, Rian Nopandra. membenarkan adanya penyelenggaraan kedua UKW itu, di ruang kerjanya, Kamis (13/11/25). “UKW akhir tahun 2025. Wartawan anggota PWI di Provinsi Banten khususnya harus kompeten. Kami selalu berusaha meningkatkan kualitas profesi wartawan anggota PWI,” kata Rian.

Ada tiga jenjang peserta uji, muda, madia, dan utama. Dari UKW muda sampai utama, kalau lancar, paling singkat ditempuh selama lima tahun. Durasi yang cukup lama itu, antara lain, karena ada jeda di setiap jenjang. Wartawan yang sudah kompeten di jenjang muda, tak boleh langsung mengikutu UKW jenjang madia, kecuali sudah ada jeda kira-kira dua tahun.

Mata uji di setiap jenjang ada 10 buah, kecuali di jenjang utama, ada 9  mata uji. Di jenjang muda, peserta harus sudah kompeten menulis berita. Di jenjang muda, kompeten menulis berita kisah (features). Di Jenjang utama, kompeten  menulis tajuk (opini). Inilah memang tiga karya jurnalistik utama : berita, berita kisah, dan tajuk. Apa pun medianya.

Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang wartawan yang ingin mengikuti UKW, antara lain, bekerja di perusahaan pers yang berbadan hukum Indonesia. Badan  hukum itu harus satu-satunya yang bergerak di bidang pers. Badan hukum itu tak boleh merangkap dengan kegiatan lain, misalnya, dengan pengadaan barang dan jasa. Bdan hukum harus satu-satunya bergerak di bidang pers.

 

Syarat Jadi wartawan

Floyd G. Arpan menyebut syarat-syarat jadi wartawan, yakni  (a) penguasaan bahasa,  (b) kecakapan penulisan berita, (c) mempunyai pengetahuan ilmu jiwa kemanusiaan, (d) berpengetahuan luas, (e) pandai membagi waktu sehari-hari, (f) membaca terus-menerus, (g) mempunyai kedewasaan atau kematangan pikiran, dan (h) ketajaman pikiran.

John Hohenberg  menyebut syarat-syarat wartawan begitu banyak, antara lain, (a) bergerak cepat, (b) rajin membaca surat kabar, majalah, dan mendengarkan radio, (c) berpendidikan tinggi, (d) pandai mencari latar belakang peristiwa, (e) rajin, (f) tidak tergesa-gesa, (g) berpandangan yang luas, (h) peragu, tetapi tidak menyukai sinis, (i) berpandangan mendalam, tetapi tidak bertele-tele, (j) selalu berhati-hati, (k) berpikir bebas, dan (l) dia  jauh lebih banyak bekerja daripada menulis berita.

Syarat yang paling lengkap dirumuskan oleh Robert Peerbom, yakni (a) mencintai kebenaran, (b) cerdas, (c) mempunyai rasa sosial yang tebal, (d) punya rasa tanggung jawab, (e) idealis, (f) percaya pada diri sendiri, (g) banyak inisiatif, (h) bisa mengkonsentrasikan pikiran, (i) suka bekerja dalam keadaan apa pun, (j) mencintai bahasa, (k) hubungan batin yang hidup, (l) perasaan hukum yang kuat dan berkembang, (m) cakap membedakan kepentingan umum dan kepentingan lainnya, (n) mudah bergaul, (o) selalu hangat kepada setiap orang yang memerlukan pertolongannnya, dan (p) pekerjaan wartawan dirasakannya sebagai panggilan hidup.

 

Wartawan : Kaya atau Berkah?

Bagi wartawan pemula, yang ingin mengikuti UKW jenjang muda, syarat jadi wartawan yang  disodorkan ketiga pakar di atas cukup menjadi pedoman dan kawalan. Inlah memang jalan  jadi wartawa kompeten, andal,  dan profesional. Jadi wartawan cerdas dan mencerdaskan. Jadi wartawan yang ikut membangun bangsa dengan pengayaan khalayak pembaca dn pemirsa dengan informasi yang benar dan bermanfaat.

Ketiga tokoh pers di atas tak menyodorkan atau menjanjikan profesi wartawan jadi kaya. Kalau kaya informasi atau kaya pergaulan, mungkin saja. Maka, boleh jadi, kalau ingin hidup kaya, tetapi menempuh cara jadi wartawan, mungkin salah pilih jalan.

Ada peribahasa, banyak jalan menuju Roma. Maka,  ada banyak jalan menuju kaya, tetapi bukan melalui “jalan” profesi wartawan. Jadi wartawan dan ingin hidup berkah, inilah yang memang pantas terjadi. (Dean Al-Gamereau).

No More Posts Available.

No more pages to load.