Majalahteras.com – Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan salah satu mata rantai perjuangan ummat islam yang tetap konsisten dalam memperjuangkan hak-hak pemuda pelajar seluruh indonesia. Oleh karena usia organisasi yang sudah terbilang malang melintang di dunia perjuangan, PII siap hadir sebagai garda terdepan untuk menjadikan bangsa indonesia yang bermartabat sesuai dengan prinsip-prinsip islam.
Ketua Umum PB PII Periode 2017-2020, Husin Tasrik Makrup Nasution mengatakan, tantangan yang dihadapi pemuda Indonesia di masa sekarang dan yang akan datang, dimulai saat negara-negara dunia mulai berupaya memulihkan dirinya dari kerugian yang disebabkan Perang Dunia, ketika Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman menerapkan gagasan developmentalisme sebagai kebijakan politik luar negerinya.
Developmentalisme pada waktu itu dijadikan sebagai alat untuk membendung laju sosialisme juga merupakan siasat baru untuk mengganti format kolonial yang baru runtuh dan lahir sebagai kepanjangan tangan dari kapitalisme itu sendiri. Lalu ahli ilmu sosial Amerika mengamini gagasan tersebut serta menyarankan untuk melakukan penaklukan ideologi dan teoritis terhadap negara-negara dunia ketiga.
“Pemuda harus memegang konsepsi pengetahuan, modernisasi, kekuasaan dan pembangunan secara global, yang saat ini masih tetap bermuara pada satu mata rantai ideologi kapitalisme. Hegemoni sekaligus diskursus pengetahuan oleh kepentingan kekuasaan demi terciptanya modernisasi dan pembangunan sebagai salah satu dari sekian problematika pengaruh Dunia Pertama,” ujarnya.
Pengetahuan yang berupa konsepsi-konsepsi rangka pikir pembangunan di Dunia Ketiga merupakan alat ampuh untuk mendapatkan capaian akhir yang dikehendaki, yakni keuntungan ekonomi.
“Pemuda Indonesia berkesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dengan senantiasa bergerak maju dengan semangat kolaborasi sehingga menghasilkan kualitas pemuda yang mempu menjawab tantangan zaman,” katanya.
Permasalahan yang harus dikuasai oleh pemuda Indonesia agar keluar dari zona nyamannya diantaranya 1) Geo-ekonomi dan Geo-politik Dunia, 2) Bonus Demografi (Peluang dan Ancaman), 3) Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, 4) Pembangunan Ekonomi, 5) Pemulihan Sosial dan Budaya, 6) Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.@dzul