JAKARTA – Pilpres 2024 makin panas. Apa saja bisa digoreng jadi amunisi elektoral. Tak terkecuali perihal “Ndasmu, Etik” yang disampaikan Capres Prabowo Subianto di Rakornas Partai Gerindra Jumat 15 Desember 2023 di Jakarta. Adalah tak benar sama sekali atas hal tersebut Prabowo diserang dengan tuduhan sarkas, pelecehan dan hal negatif lainnya, kenapa? tegas Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI) dr Ali Mahsun ATMO M Biomed di Jakarta, Minggu 16 Desember 2023.
Prabowo Subianto itu Wong Jowo, asli Banyumas Jawa Tengah. Prabowo tahu betul seluk beluk budaya dan bahasa Jawa. Tentunya juga faham benar tata krama kapan kata “Ndasmu” diucapkan, imbuh Ali Mahsun ATMO yang juga Wong Jowo, Cah Ndeso Pinggir Lor Kali Brantas Pelosok Kampung Mojokerto Jawa Timur.
Memahami dan memaknai bahasa jawa itu ada tata krama dan stratanya. Kata “Ndasmu” itu kategori Krama Ngoko. Umumnya diucapkan kepada temen akrab dan sebaya. Atau kepada yang umurnya lebih muda. Juga sering sebagai candaan. Semisal syair salah satu lagu jawa: “Ndasku mumet, ndasmu piye?”. Atau dalam percakapan antar temen akrab: “Latif: Aku nyele duwit satus ewu Dul yo? Dullah: Ndasmu kuwe Tif, lawong aku durung gajian”. Sama halnya yang diucapkan Capres Prabowo: “etik, etik, Ndasmu, etik? Sebagai orang jawa, kami pastikan tidak ada sama sekali sarkas mau pun pelecehan atau hal negatif lainnya. Bahkan sarat candaan karena disampaikan Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra di agenda internal, tambah dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FKUB Malang dan FKUI Jakarta.
Juga ada pitutur orang tua ke anaknya. “Ndasmu ngger-ngger. Ojo ngomong etik nek awakmu dewe durung isok nglakoni etik, pungkas Ali Mahsun ATMO yang juga Ketua Umum APKLI Perjuangan dan Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS).***