Sejumlah proyek infrastruktur dibangun pemerintah menuju ke Cikarang. Di antaranya proyek tol layang Jakarta-Cikampek II, kereta rel listrik (KRL) rute Stasiun Jakarta Kota-Stasiun Cikarang, hingga kereta LRT Jabodebek rute Bekasi-Dukuh Atas.
Lantas, apakah sejumlah pembangunan infrastruktur tersebut bisa menarik pasar properti ke arah timur Jakarta tersebut?
CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, pembangunan infrastruktur memang menjadi sentimen tersendiri yang bisa mendorong pasar properti melirik Bekasi sebagai tujuan baru.
“Infrastruktur salah satu faktor kuat dalam perkembangan properti. Termasuk apartemen,” katanya, Selasa (22/8/2017).
Terpisah, Country Manager Rumah123, Ignatius Untung mengungkapkan, meski bisa menggeliat, namun perkembangan industri properti belum bisa terlihat dalam waktu dekat.
Ia menyebut, laju pasar properti di Bekasi dan sekitarnya belum bisa bergerak cepat karena pembangunan infrastruktur masih berlangsung. Orang masih menahan minatnya lantaran macet.
Namun, bila proyek infrastruktur yang dianggap sebagai ‘biang macet’ sudah rampung dikerjakan dan telah beroperasi, maka dampaknya terhadap industri properti di daerah tersebut bisa lebih menggeliat.
“Kalau kuat ya, tapi enggak bisa instan. Orang tahu, arah Bekasi itu macetnya paling parah karena aksesnya ke Cikampek dan Bandung bikin traffic tinggi. Sehingga ketika ini (infrastruktur) dibangun, orang akan nunggu dulu, berkurang traffic-nya (kemacetannya) sampai seberapa sih?” sambung dia.
Ia menambahkan, selain banyaknya pembangunan infrastruktur, harga tanah yang relatif masih lebih murah juga menjadi daya tarik sendiri untuk pasar properti.
“Bekasi relatif rendah (harga tanahnya) di banding Bodeta (Bogor, Depok Tangerang). Toh kan ada ini itu,” tandas dia. (rm)