Anjing Setia, Keturunan Anjing Penjaga Ashabul Kahfi

oleh -
oleh
Gua tempat tempo hari sekelompok pemuda saleh mengamankan diri membawa akidah tauhid dari ancaman dan kekejaman raja zalim (Foto: Inst/ https://muslim.okezone.com)

Seseorang mengubur anjing di pemakaman kaum muslimin. Lalu, Tuan Hakim memanggilnya setelah menerima  pengaduan dari masyarakat di sekitar tempat pemakaman. Tuan  Hakim menanyakan alasan penguburan anjing di pemakaman kaum muslimin itu.  Jawabnya “Ya, Tuan Hakim, saya yang menguburkannya, karena memang itulah wasiatnya”. Maka,Tuan Hakim marah dan mengecamnya, “Anda sudah melecehkan kami!”.

Jawab orang itu, “Tuan Hakim, bahkan anjing itu sebenarnya berwasiat pula kepadaku agar memberikan uang 10.000 dinar kepada  Tuan Hakim sendiri”.  Jawab Tuan Hakim, “Semoga Allah melimpahkan  rahmat kepada anjing itu”.

Masyarakat muslim di sekitar pemakaman amat sangat heran atas perubahan sikap Tuan Hakim ini : yang asalnya menentang, lalu berubah drastis jadi pendukung. Masyarakat pun lalu menanyakan alasan  perubahan sikapnya itu.

Baca Juga  Lapas Perempuan Tangerang ikuti Peringatan Isra Mi’raj 1445 H
Foto ilustrasi Qithmir, anjing setia dan saleh penjaga pemuda bersejarah Ashabul Kahfi (Foto : AI ChatGPT).

Jawab Tuan Hakim, “Jangan heran atas perubahan sikap saya ini! Setelah saya amati silsilah anjing itu dengan seksama, dan dengan sangat teliti, ternyata anjing ini saleh, dia  keturunan anjing penjaga Ashabul Kahfi”. Dan, begitulah memang  realitas zaman sekarang ini!

Namanya, Qithmir

Dalam Al-Qur’an, memang, ada anjing setia, anjing saleh yang menjaga sekelompok pemuda saleh. di mulut gua tempat mereka bersembunyi. Mereka disebut Ashabul Kahfi (Penghuni Gua).  Sekelompok anak muda ini mengasingkan diri di dalam gua untuk menyelamatkan akidah mereka dari kekejaman dan ancaman Diqyanus, raja negeri setempat ketika itu (kira-kira tahun 3 – 5 Masehi).

Baca Juga  Waspadai Lonjakan Covid-19, Tangsel Atur Mobilitas Warga Saat Nataru

Dengan takdir Allah SWT, sekelompok anak muda Ashabul Kahfi itu tidur dalam gua, selama 309 (Al-Kahfi : 25) menurut kalender hijriah atau 300 tahun menurut kalender masehi. Mereka merasa, baru tidur sehari atau setengah  hari saja.

Anjing setia dan saleh penjaga mereka disebut dalam surat Al-Kahfi : 18. “Dan anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di ambang pintu (gua)”.  Anjing itu sendiri, menurut ahli tafsir Al-Qurtubi, Ibnu Katsir, dan Al-Baghawi, turut tidur selama 309 tahun sebagai bagian dari tanda kekuasaan-Nya. Nama anjing ini, Qithmir, anjing pemburu (kalb hiraassah), berwarna abu-abu kemerahan atau keemasan.

Di kalangan kaum Sufi, terkenal doa, “Allaahumma ij’alnaa ma’a qithmiir (Ya, Allah! Jadikanlah aku bersama Qithmir”. Nama anjing ini, kabarnya,  berasal dari bahasa Suryani kuno, maknanya,  kesetiaan dan keberkahan. Al-Qur’an surat Fatir : 13, menyebut qithmiir, dengan arti setipis kulit ari, dan sama sekali tak berkaitan dengan anjing setia dan saleh penjaga Ashabil Kahfi di mulut gua.

Baca Juga  LIPI Paparkan Hasil Riset

Gua itu, dalam catatan sejarah, berada di Kota Abu Alanda, Ar-Rajab, Amman (Yordania). Kisah sekelompok anak muda tangguh berakidah tauhid ini diceritakan  dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi.  Gua bersejarah itu, dan  di dekatnya dibangun masjid, kini jadi objek wisata religi di Yordania. Di dalam gua itulah  ada makam sekelompok anak muda bersejarah ini.(Dean Al-Gamereau).