“Zona Waktu” TRO TRO

oleh
oleh -
Nama aslinya Dionisius Prasetyo, lebih dikenal dengan nama panggung Didi Kempot. Putra dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel, adik kandung pelawak senior Srimulat (alm) Mamiek Prakoso. Lahir 31 Desember 1966, mu’alaf pertengahan 1990an, dan wafat 5 Mei 2020.

Memulai “Zona Waktu” berkesenian dari trotoar-trotoar Jakarta pada usia bisa dibilang masih sangat muda, belasan tahun, awal 1980an, sebagai pengamen trotoar.

Trotoar itu juga yang mengispirasi nama panggung yang kemudian hari jauh lebih dikenal publik dibanding nama aslinya : Kelompok Penyanyi Trotoar disingkat Kempot, Didi Kempot.

Baca Juga  Syukuran 67 Tahun Bang One

Fokus pengamen seniman trotoar seorang Didi Kempot ternyata bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan recehan dengan modal jreng jreng sekenanya. Bukan juga hanya sekedar menyanyikan lagu-lagu yang sedang hit dari penyanyi terkenal saat itu.

Didi Kempot punya fokus lain : Berkarya, menciptakan lagu sendiri, pencipta lagu, menapak tangga menjadi orang paling pintar dan cerdas (mengikuti pandangan dosen penulis diatas), menuju “Zona Waktu” sebagai legenda.

Baca Juga  Perlu Kolaborasi yang Dialogis Bukan Kolaborasi yang Monologis !

Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi…. entah berapa puluh atau mungkin ratusan kali fase “Zona Waktu” trotoar ini dijalani oleh seorang Didi Kempot dalam berkarya dan berkesenian di trotoar-trotoar Jakarta.

Berkarya dan berkesenian sambil menyambung hidup menaklukan Ibu Kota yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri, menjalani fase “Zona Waktu” keletihan phsikologis dan spritual pada semua tingkatannya, rendah, sedang, bahkan berat dan sangat berat.

Jika berhasil bertahan dalam fase “Zona Waktu” yang sarat dengan keletihan phsikologis dan spritual ini : merupakan suatu capaian yang luar biasa.

Baca Juga  Studi Sosial Keterbukaan Informasi Covid-19 Sebagai Uji Kepentingan Publik

Jika dapat keluar dengan selamat, tanpa merusak diri, keluarga, dan lingkungan : merupakan capaian lebih luar biasa lagi.

Jika tidak saja dapat keluar dari fase “Zona Waktu” ini dengan selamat, tanpa merusak diri, keluarga, dan lingkungan, namun juga dapat mengelola keletihan phsikologis dan spritual menjadi energi untuk berkarya : erupakan capaian sangat luar biasa yang hanya dapat diraih oleh orang spesial.