Yoga Adi Pratama: Pedagogik, Seni Menjadi Pendidik

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu yang terus berubah. Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Demikian yang disampaikan oleh Dosen Tetap Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Banten, Yoga Adi Pratama, M.Pd, dalam Seminar Pendidikan yang bertema “Membentuk Kepribadian Pendidik yang Berkarakter”. Minggu (22/07/2018).

“Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan yang terus berubah. Kita sebagai pendidik, harus siap pada perubahanan zaman. Kalau tidak siap, kita akan tergerus dan tertinggal. Disinilah peran penting pendidikan,” kata Yoga.

Baca Juga  Terkait Guru Honerer, Asep: Pengabdian Adalah Pilihan

Dalam seminar yang dihelat di Ruang Auditorium Kampus STKIP Banten Lantai 2, Yoga menyampaikan, tiap fase kehidupan manusia ada ciri khasnya tersendiri.

“Kita hidup dan belajar sudah pada fasenya yang masing-masing memiliki ciri khas, dan proses belajar yang kita lakukan mencirikan bahwa sebenarnya kita telah siap menerima segala perubahan. Tenaga kependidikan yang harus dapat menginformasikan bagaimana masyarakat masa depan itu, bagaimana cara globalisasi akan membuat kita harus siap dengan budaya dan nilai-nilai yang lain dengan kita walaupun kita tidak berusaha mengadopsinya,” pungkasnya.

Baca Juga  Kuliah Umum Virtual STKIP Situs Banten, Kesenian Banten Antara Realita dan Harapan

Sebagian pendidik, tambah Yoga, belum memahami secara persis mengenai pedagogik sendiri. Padahal materi pedagogik itu yang membedakan antara lulusan pendidikan dan juga yang bukan lulusan pendidikan.

“Pedagogik adalah seni menjadi seorang pendidik. Dalam literatur lain pedagogik disebut ilmu atau seni menjadi seorang guru. Mengapa seni? Karena saya memiliki pandangan bahwa seni itu dapat “membahagiakan”. Misalnya seni musik, akan membuat siapa yang mendengarnya menjadi bahagia dan lain-lain. Begitu juga dengan mengajar, jika mengajar kita all out (optimal), maka akan membuat siswa atau peserta didik merasa bahagia,” jelas Yoga.

Baca Juga  Prodi Mikom Untirta Gelar Workshop Public Relation, Cara Memenej Krisis Jadi Bahasan

Di akhir sesi, Yoga berpesan kepada mahasiswa peserta seminar, jangan merasa terbebani dengan tuntutan yang harus dilakukan guru, karena pada dasarnya mendidik atau mengajar itu harus menggunakan hati.

“Karena segala sesuatu yang dilakukan dengan hati akan sampai kepada hati,” tutupnya.@IMAN