Wisatawan India Gemar Gelar Wedding Di Bali, Sandiaga Uno Ungkap Fakta Menarik

oleh -
oleh

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan fenomena menarik wisatawan asing di Indonesia.

Salah satunya adalah wisatawan asal India yang kerap menggelar pesta pernikahan atau wedding di Bali.

Awalnya, Sandi mengaku sempat bertanya-tanya, apa alasan wisatawan asal India gemar menggelar pesta pernikahan di Bali.

“Indian Wedding itu sangat populer di Bali. Jadi saya bertanya kenapa banyak sekali India wedding di sana. Apakah enggak lebih mahal, karena mereka harus menerbangkan sekitar 300-500 anggota keluarga ke sana,” katanya saat bincang-bincang dalam Media Visit ke tvOne, Kamis, 10 Oktober 2024.

Baca Juga  Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN

Perlahan, fenomena itu terkuak. Sandi mengaku mendapat penjelasan dari para travel operator hingga wedding organizer di Bali. Ternyata, biaya menikah di Bali, memang lebih murah dibanding di India yang biasanya digelar sampai seminggu.

“Menarik yang disampaikan oleh para wedding organizer dan para travel operator, bahwa ternyata untuk menikah di Bali dibandingkan mereka harus menikah di sana 2 minggu prosesi acaranya. Jauh lebih murah menikah di Bali,” katanya.

Baca Juga  Ratusan Napi Lapas Batam Diusulkan Terima Remisi Hari Kemerdekaan RI ke-79

Biasanya, lanjut Sandi, pesta pernikahan di Bali digelar mulai hari Kamis sampai dengan hari Minggu. Biaya menerbangkan keluarga yang mencapai ratusan orang dinilai masih lebih murah.

“Mereka menerbangkan 300 anggota keluarganya itu, jatuhnya jauh lebih murah dibandingkan mereka menikah di Mumbai atau di sana,” jelasnya.

Sandiaga juga bicara soal pengeluaran wisatawan ke Indonesia yang sekitar 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Baca Juga  Pimpin Sertijab Kakanwil Kemenkumham Malut, Staf Ahli Menkumham Bidang Politik dan Keamanan Dorong Birokrasi yang Agile dan Adaptif

“Kita sekitar 1.450 dolar per kunjungan wisatawan, kalau dibanding Malaysia dan Thailand itu 1.000. Jadi sangat kita syukuri, kita bisa menjaga wisata yang lebih berkualitas, dan lebih baik,” katanya.