Waspada Gejala Kelainan Tulang Belakang Pada Remaja

oleh
oleh -
ilustrasi/net

Majalahteras.com masyarakat diminta mewaspadai bahaya skoliosis idiopatik atau kelainan bentuk tulang belakang melengkung ke samping secara tidak normal yang sering terjadi pada anak usia 10-18 tahun.

“Sebagian besar kasus skoliosis bersifat ringan, namun beberapa remaja mengalami kelainan bentuk tulang yang bertambah parah saat mereka tumbuh,” ujar dokter spesialis bedah tulang punggung Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) Phedy dalam keterangannya, Senin (31/7).

Baca Juga  Konsumsi Wortel untuk Tangkal Kanker Payudara

Menurutnya, gejala dari skoliosis meliputi bahu, pinggul, dan pinggang yang tidak rata. Tulang belikat juga tampak lebih menonjol. Selain itu, tulang belakang juga dapat berputar ke satu sisi. Skoliosis yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi nyeri punggung berkepanjangan, sesak napas, gangguan fungsi paru, dan gangguan jantung.

Scoliosis Research Society menganjurkan screening pada remaja laki-laki berusia 12-13 tahun. Sedangkan bagi remaja perempuan, dianjurkan untuk melakukan skrining dua kali saat berusia 10 dan 12 tahun.

Baca Juga  IKALUIN Jakarta Gelar 1000 Vaksin untuk Alumni dan Pegawai UIN Jakarta

“Hal yang paling dikhawatirkan dari skoliosis adalah kelengkungan yang semakin lama semakin memberat. Faktor risiko dari skoliosis yang memberat adalah remaja perempuan. Sudut besar skoliosis lebih dari 45 derajat saat ditemukan, skoliosis dengan kurva thorakal ke arah dada, dan usia,” jelas Phedy.

Pengobatan skoliosis dapat dilakukan dengan latihan fisik jika kelengkungan kecil penggunaan brace yakni penyangga atau korset khusus skoliosis jika kelengkungan sedang. Operasi yang hanya dilakukan pada skoliosis dengan sudut lebih dari 45 derajat.

Baca Juga  Kasus Positif Covid-19 Melandai, Pemkot Tangsel Tetap Gencarkan Vaksinasi

“Tujuan dari pengobatan skoliosis untuk menghindari perburukan kelengkungan. Oleh karena itu, diagnosis dini skoliosis sangatlah penting. Bila ditemukan sejak dini, komplikasi dan operasi dapat dicegah,” demikian Phedy. (jems)