MAJALAHTERAS.com – Gubernur Sumsel H Herman Deru diaebut-sebut sebagai gubernur pertama yang memberikan perhatian khusus terhadap keberlangsungan bayt Al Qur’an Al Akbar yang berada di Jalan M Amin Fauzi Kelurahan Suak Bujang Kecamatan Gandus, Palembang.
Hal itu disampaikan langsung Inisiator dan Pembuat Bayt Al Quran Al Akbar, H Syofwatillah Mohzaib disela sambutannya saat pembukaan kembali tempat wisata religi Bayt Al Quran Al Akbar, Sabtu (18/7).
Menurutnya, sejak rampungnya pembuatan bayt Al Qur’an Al Akbar tahun 2009 lalu, belum ada Gubernur yang memberi perhatian begitu serius terhadap tempat wisata religi tersebut.
“Dalam sejarahnya, sejak Al Quran Al Akbar berdiri. Belum ada Gubernur Sumsel yang memberi perhatian begitu serius. Gubernur herman Deru pertama kali memberikan perhatian itu. Bukan hanya hanya terhadap Bayt Al Qur’an Al Akbar ini, bahkan perhatian itu diberikan untuk pesantren yang ada di Sumsel ini,” kata ustad yang akrab disapa ustad Opat ini.
Bahkan dikatakannya, Gubernur Herman Deru juga tak sungkan untuk turun langsung dalam kegiatan keagamaan yang digelar oleh masyarakat.
“Ini membuktikan jika pak gubernur serius dengan programnya yang menginginkan Sumsel religius. Beliau turut andil dalam kegiatan keagamaan seperti sekarang ini,” paparnya.
Sebab itulah, lanjut Opat, pihaknya juga tentu akan mendorong program yang telah dicanangkan Pemprov Sumsel khususnya dalam bidang keagamaan seperti program satu desa satu rumah tahfidz.
“Bukan hanya kita, jaringan santri Indonesia yang berada di Sumsel juga akan mendukung program yang tengah di jalankan Pemprov Sumsel. Kami juga memberikan apresiasi atas bantuan yang telah diberikan pak Gubernur dan Pemprov Sumsel,” bebernya.
Gubernur Sumsel H Herman Deru sendiri memang telah komitmen untuk membawa Sumsel menjadi daerah yang lebih religius. Bahkan berbagai program keagamaan pun saat ini terus dijalankan salah satunya yakni satu desa satu rumah tahfidz. Program tersebut untuk memberantas buta aksara Al Qur’an.
“Jangan sampai penerus bangsa ini buta aksara Al Qur’an. Untuk itulah kita membuat gagasan satu desa satu rumah tahfidz,” kata HD.
Sumsel sendiri disebut-sebut merupakan provinsi pertama yang mempunyai lembaga pengurus rumah tahfidz yang dikoordinir secara terstruktur dengan baik.
“Dengan begitu kita harapkan Sumsel menjadi religius serta menghasilkan generasi muda yang mampu membaca maupun menjadi penghapal Al-Quran,” ujarnya.***