https://majalahteras.com/-Siapa yang tidak kenal Ully Sigar Rusady? Musisi dan aktifis lingkungan hidup Indonesia ini mewarisi darah seni dari orangtuanya. Wanita kelahiran Garut, Jawa Barat, 4 Januari 1952 juga seorang pencipta lagu bernuansa alam juga ada yang dinyanyikan oleh penyanyi dan musisi Indonesia seperti Nur Afni Octavia, Anggun C. Sasmi, Ita Purnamasari dan penyanyi lndonesia lainnya.
Ditemui pada acara pagelaran musik di Kota Serang beberapa waktu lalu Kakak kandung dari aktris Paramitha Rusady ini, mengatakan hari bumi merupakan momen meningkatkan tindak kepedulian yang dicanangkan pada tanggal 22 April dan diperingati oleh seluruh dunia.
Ully Sigar Rusady, Ketua Rumah Balada Indonesia mengatakan, saat ini kita dituntut action nyata dalam penyelamatan bumi karena sudah begitu banyak kerusakan di bumi, bukan sekadar mengadakan kampanye dan seminar. Tetapi lebih pada penyelamatan-penyelamatan langsung di bumi. “Di yayasan kami—Yayasan Garuda Nusantara, kami membuat ekspedisi penyelamatan air. Kami menganggap tiap hari kami adalah hari bumi, tidak hanya satu tahun sekali,” ujar perempuan yang kerap disapa bunda ini.
Lebih lanjut Bunda Ully menjelaskan misi penyelamatan oleh Yayasan Garuda Nusantara sudah berjalan dari beberapa tahun yang lalu.
Bagi Bunda Ully, masyarakat dituntut setiap hari menjaga alam dan mengingkatkan kesadaran, tidak hanya saat memeringati hari bumi. Upaya meningkatkan kesadaran diperlukan pengetahuan mendasar tentang lingkungan hidup. “Setelah diberikan pendidikan dan pengetahuan barulah mereka take action, sehingga pengetahuan dan action itu sejajar,” tambahnya.
Bunda Ully menilai pengetahuan sangat penting. Perubahan perilaku generasi muda, perubahan pola pikir, dan zona hidup yang dipertahankan sekarang adalah “We go world” untuk menangani kerusakan bumi dan lakukan penyelamatan-penyelamatan.
Yayasan Garuda Nusantara memiliki program-program action terjun secara langsung ke lapangan demi mengubah pola pikir masyarakat. Program action yayasan ini seputar bidang informasi alam dan lingkungan. “Sebab menjaga lingkungan, action lebih efektif ketimbang banyak kampanye,” jawab perempuan yang juga senantiasa berkampanye lewat lagu-lagu balada ciptaannya.
Bunda Ully yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Cagar Budaya FSKN, berharap semua orang mempunyai pola pikir “hidup ramah lingkungan” dan sadar akan pelestarian bumi. “Penggalangan penyelamatan mata air kami sudah berjalan dua tahun. Dari Aceh hingga Irian,” tambahnya.
Selain itu di Kabupaten Lebak-Banten, Bunda Ully bersama tim membuat hutan pendidikan seluas 20 hektare yang diberi nama “Rumah Cita”.
“Saya juga bikin hutan kawasan pelestarian mata air di Gunung Hulu Paco, banyak beberapa program yang menjadi karya nyata yayasan kami dan para pecinta alam,” tutupnya dengan semangat. @AANG/DHEA