Samarinda – Jajaran True Buddha Foundation (TBF) mengakui adanya kelalaian dan kurangnya kebijaksanaan dalam pelaksanaan forum diskusi pada 5 Juli 2025. Dalam forum tersebut sempat beredar sebuah materi yang bersumber dari informasi seorang Pembabar Dharma asal Samarinda, yang ternyata mencemarkan nama baik Vihara Sheng Xin Tong Xiu Hui (Vihara Vajra Vijaya Citta).
Ketua Yayasan Vijaya Citta, Agus Haryono (Lian Hua Zhi Shen), menjelaskan bahwa pengakuan TBF itu disampaikan secara tertulis kepada Ketua Pengurus Madha Tantri, Ridwan Liong (Lian Hua Yinshi) pada 1 September 2025. Dalam surat tersebut, TBF menyatakan lalai karena membawa isu yang belum diverifikasi ke dalam forum resmi, sehingga menimbulkan kerugian moral bagi pengurus dan umat Vihara Vajra Vijaya Citta.
Agus yang didampingi Ketua Vihara, Julianty Chiasidy, menambahkan bahwa TBF melalui Divisi Pengawas telah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hasilnya, informasi yang disebarkan ternyata tidak benar, dan Vihara Vajra Vijaya Citta terbukti melaksanakan kegiatan peribadahan sesuai aturan yang benar.
“Dari pernyataan resmi TBF ini jelas bahwa kami tidak melakukan pelanggaran apa pun seperti yang dituduhkan. Wajar jika kami merasa dirugikan, terutama karena nama baik pengurus dan umat ikut tercemar,” tegas Agus, Sabtu (18/10).
Desakan Umat untuk Keadilan
Meskipun menghargai pengakuan TBF, pihak Vihara mengaku belum puas. Mereka menilai, pengakuan itu belum diikuti dengan tindakan nyata terhadap penyebar hoaks.
Umat dan pengurus mendesak agar TBF menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak yang menyebarkan informasi palsu, agar menjadi pelajaran bagi seluruh anggota organisasi.
Selain itu, Vihara juga meminta agar Pembabar Dharma yang menjadi sumber informasi tersebut secara terbuka meminta maaf atas perbuatannya.
“Dengan pengakuan TBF, sudah jelas siapa yang salah dan siapa yang benar. Tapi kami ingin ada keadilan. Sudah berbulan-bulan umat kami resah karena fitnah ini,” ujar Agus, yang juga dibenarkan oleh Pandita Lokapalasraya (Lian Hua Kevin).
Minta Madha Tantri dan TBF Bersikap Tegas
Vihara Vajra Vijaya Citta juga mendesak pengurus Madha Tantri, khususnya Ridwan Liong, untuk mendorong TBF menjatuhkan sanksi organisasi kepada Pembabar Dharma yang telah menyebarkan hoaks tersebut.
Menurut mereka, langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab moral TBF dan penyelenggara forum atas kelalaian yang menimbulkan kerugian dan mencoreng nama baik vihara.
“Karena pengakuan TBF disampaikan kepada Madha Tantri, maka kami minta kepada Bapak Ridwan Liong agar turut memfasilitasi proses ini — agar Pembabar Dharma yang menyebar fitnah segera meminta maaf dan menerima sanksi,” tegas Agus.
Siap Tempuh Jalur Hukum
Pihak vihara memberikan waktu dua minggu bagi TBF dan pihak terkait untuk menindaklanjuti permintaan maaf dan sanksi tersebut. Jika tidak, pengurus dan umat akan menempuh jalur hukum sebagai upaya mencari keadilan atas pencemaran nama baik yang mereka alami.
“Kami tidak ingin memperpanjang masalah ini, tapi kami butuh kejelasan dan keadilan. Kasihan umat dan pengurus yang selama ini resah. Jika tak ada penyelesaian, kami siap menempuh jalur hukum,” tegas Agus.
Latar Belakang Kasus
Kasus ini berawal dari Rapat Umum TBF pada 5 Juli 2025 yang diikuti sekitar 100 peserta, baik secara daring maupun luring. Dalam sesi diskusi, muncul materi berisi tuduhan bahwa Vihara Vajra Vijaya Citta melakukan penggalangan dana dengan iming-iming penghapusan rintangan karma dan pelapisan emas patung suci sebagai bentuk persembahan.
Vihara menilai tuduhan tersebut tidak berdasar dan menyesalkan tindakan penyelenggara forum yang memfasilitasi penyebaran informasi tersebut tanpa konfirmasi. Terlebih lagi, perwakilan vihara yang hadir tidak diberi kesempatan untuk memberikan klarifikasi atas tuduhan yang muncul di hadapan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. (esf)