Taburi Pilpres 2024 Dengan Hati Yang Baik, Hindari Hal Berlebihan Kasihan Rakyat. Ini Tutur dr Ali Mahsun ATMO

oleh
oleh -

Jakarta, 10 Januari 2024,- Tuhan, Hukum Alam Semesta Tuhan tidak suka pada hal yang berlebihan. Bahkan bisa balikkan kasih sayang Tuhan jadi kemurkaan. Itulah sekelumit makna pitutur Jawa: “Ngunu Yo Ngunu Tapi Yo Ojo Ngunu Gusti Alloh Murko”. Walau demikian, hal tersebut kerap terjadi dalam kehidupan. Kenapa? Karena manusia itu mahluk yang disempurnakan Tuhan dari hewan. Tatkala berhati baik maujud sebagai manusia sejati pembawa manfaat bagi yang lain. Sebaliknya jika tidak berhati baik jauh lebih kejam dari hewan, ucap dr Ali Mahsun ATMO yang dalam hidupnya terinspirasi tembang Lir Ilir Kanjeng Sunan Kalijogo, Jakarta, 10/1/2024.

 

Putra asli pinggir utara Sungai Brantas Pelosok Kampung Mojokerto Jatim ini tuturkan, raja hutan pun habiskan satu kijang santapannya minimal dalam 7 hari. Sangat jauh berbeda tatkala Nazi Hitler keluarkan perintah puluhan juta nyawa manusia melayang atau terjadi genosida. Demikian pula sebaliknya atas diturnkannya para nabi, rasul dan wali Tuhan.

Baca Juga  Marak Penipuan Catut Nama Pejabat Kejari Pandeglang, Masyarakat Diminta Waspada

 

Ketua Umum APKLI Perjuangan ini menyampaikan, jangan pernah atau hindarkan diri dari berpikir dan bertindak berlebihan walau itu hal baik. Alkohol dan minuman keras itu memabukkan. Sedangkan air tidak. Namun air akan jauh lebih memabukkan bahkan bisa akibatjan banjir bandang dan tzunami akibat ketidakseimbangan alam yang berlebihan. Mari taburi Pilpres 2024 dengan hati yang baik, hindarkan diri untuk berlebihan kasihan rakyat.

 

Piutur Jawa diatas bisa dijadikan peng-INGAT bagi kita semua, khususnya para elit politik bangsa yang saat ini sedang punya hajat bermaksud dan berkeinginan duduk dikursi kekuasaan melalui Pilpres 2024. Pinjam istilah Tokoh Nasoional, Bambang Pacul, ….gas poll rem blong iso nyungsep, imbuh dokter ahli kekebalan tubuh lulusan FKUB dan FKUI yang juga Ketua Umum KERIS (Komite Ekonomi Rakyat Indonesia).

Baca Juga  DPR Dukung Sikap Tegas Jenderal Dudung Tuntaskan Kasus di Papua

 

Lulusan terbaik FKUB Angkatan 1989 ini menambahkan, sebuah negeri memang lebih baik ada pemimpinnya walau dhalim daripada tidak ada pemimpin. Namun apalah artinya jadi Presiden atau Wakil Presiden kalau tidak bermanfaat bagi rakyat, bangsa dan negara. Kalau tidak perkokoh kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Kalau tidak perkuat keutuhan, kemerdekan dan kedaulatan Indonesia. Oleh karena itu, mari kita semua jalani pilpres 2024 ini secara damai dan tetap bersatu, riang gembira dan guyup rukun. Hindarkan saling menyerang, melemahkan dan menjelekkan satu sama lainnya. Nukil wejangan Mbah Maemun Zubair Rembang Jawa Tengah: “Kita ini semua pasti meninggal. Berhati baik ya meninggal. Berhati tidak baik juga meninggal. Mari kita terus menerus memupuk untuk mampu berhati baik, bermanaaft bagi sesama dan alam semesta beserta isinya”.

Baca Juga  HUT ke 16, SMPN 4 Malingping Gelar Turnamen Bola Voli

 

Sebagai rakyat bangsa dan warga negara Indonesia naruh harapan besar kepada Capres dan Cawapres Pilpres 2024 beserta pimpinan parpol dan tim suksesnya, demi rakyat, bangsa dan negara, berkenan menahan diri, tidak gunakan segala cara untuk menangkan kontestasi Pilpres 2024. Kembalikan semua pada koridor tata aturan yang berlaku di negeri ini. Kembalikan semua kepada rakyat sebagai pemilik suara dan pemegang kedaulatan tertinggi. Siapa pun yang terpilih adalah kader terbaik bangsa Indonesia. Juga menjadi kemenangan Indonesia. Tak boleh ada cidera, belah membelah, dan bangsa Indonesia harus tetap bersatu dan tangguh ke depan, pungkas Presiden KAI penulis buku: Revolusi Kaki Lima Indonesia.