Susi: Pak Sandi Harusnya Tanya Pengusaha Atau Importir Garam

oleh
oleh -

Wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno mempertanyakan alasan pemerintah membuka keran impor garam. Ia menilai kebijakan itu aneh lantaran Indonesia adalah negara maritim dengan laut yang luas.

Pernyataan itu lantas mendapatkan respons dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Melalui akun Twitter pribadinya, Susi menjawab pertanyaan yang disampaikan Wakil gubernur terpilih DKI Jakarta itu.

“Pak Sandi harusnya tanya kawan-kawannya pengusaha atau importir garam yang sudah puluhan tahun berdagang garam. Kenapa bisa begitu?” tulis Susi seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya, Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Baca Juga  Masih Pandemi, Akankah Bisnis Ritel Kembali Menggeliat di Tahun 2021?

Menurut menteri nyentrik asal Pangandaran Jawa Barat itu, ia baru 2,5 tahun jadi Menteri Kelautan dan Perikanan dan mengetahui fakta lapangan bahwa harga garam di tingkat petani sangat rendah hanya Rp 400 per kg.

Rendahnya harga garam petani itu tutur Susi disebabkan banyak masuknya garam impor murah saat petani garam sedang panen. Akibatnya, harga jual garam di tingkat petani menjadi sangat rendah.

Baca Juga  Tiga Distrik Mimika Belum Nikmati Penerangan Listrik

Sejak 2015 lalu, Susi sempat mengungkapkan ada 7 perusahaan yang bukan produsen-importir tapi mengimpor garam industri. Hal ini membuat garam impor industri merembes ke pasar dan memukul harga garam produksi petani.

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bahkan pernah menyebut 7 pengusaha itu sebagai begal garam. Mereka diduga melakukan praktik kartel garam dengan menetapkan kuota impor garam. Hal ini dinilai membahayakan industri dan petani garam nasional.

Namun saat itu, pemerintah tidak menyebut rinci siapa perusahaan atau pengusaha dibalik 7 begal garam tersebut.

Baca Juga  Bentuk Dukungan Pemerintah dalam Pembangun Sumber Daya Manusia

Sebelumnya, Sandiaga menilai sangat aneh ketika Indonesia harus mengimpor garam, sedangkan dalam kenyataannya memiliki laut yang cukup luas untuk dimanfaatkan.

“Ini garam sangat ironi, bagaimana bisa punya laut yang luas, garis pantai, bisa mengimpor garam. Salahnya di mana?” ujar Sandiaga saat menghadiri acara Pusat Koperasi Pedagang Pasar DKI, di Jakarta Timur, Rabu (2/8/2017).

Sandiaga menduga kelangkaan garam terjadi karena kurangnya pengusaha yang bergerak dalam sektor tersebut.(rm)