Survei Capres Diagram, Elektabilitas Airlangga Tembus 6,2 Persen

oleh
oleh -

MAJALAHTERAS.COM — Peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk maju sebagai calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2024 kian besar seiring dengan terus membaiknya elektabilitas dari hasil survei lembaga kajian politik.

Bahkan dari hasil survei lembaga Diagram Politik Indonesia, sosok yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia itu masuk dalam 5 besar Top of Mind (responden menjawab secara langsung tanpa lembar bantuan saat ditanya siapa capres yang akan dipilih jika pilpres dihelat hari ini).

“Berdasarkan hasil survei kami, posisi Top of Mind Capres 2024 yaitu Pranowo Subianto (26,1%), Anies Baswedan (23,1%), Ganjar Pranowo (21,7%), Agus Harimurti Yudhoyono (6,5%), Airlangga Hartarto (5,4%), Puan Maharani (3,7%), Ridwan Kamil (2,2%), Sandiaga Uno (1,8%), Muhaimin Iskandar (1,7%),” terang Direktur Eksekutif Diagram Politik Indonesia Nastain Muhamad kepada wartawan usai menggelar konferensi pers bertajuk Persepsi Publik Atas Konstelasi Politik Nasional dan Pemilihan Presiden 2024 di Tlogoadi, Sleman, Yogyakarta, Senin 31 Oktober 2022.

Baca Juga  Prabowo Naik Pangkat Jadi Jenderal Penuh, Khairul Fahmi: Sudah Sesuai Aturan dan Memenuhi Persyaratan

Dari hasil survei nasional yang berlangsung pada 25 September – 20 Oktober 2022 dengan 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi itu, pada simulasi 10 nama tokoh politik, nama Airlangga Hartarto bahkan mengungguli Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang juga digadang-gadang akan maju sebagai Capres pada Pilpres 2024.

“Pada simulasi 10 nama tokoh politik, terjadi pergeseran pilihan publik, dimana Anies Baswedan unggul dengan skor 26,5 persen, kemudian Prabowo Subianto (23%), Ganjar Pranowo (21,3%). Nah, menariknya Airlangga Hartarto juga mengungguli Ketum Demokrat dan Ketua DPR RI, di mana Airlangga Hartarto meraih skor 6,2%, AHY (5,5%),” lanjut Nastain.

Menurut Nastain, elektabilitas Airlangga yang mampu mengungguli AHY tidak terlepas dari sikap Ketum Golkar tersebut yang terkesan tenang di tengah riuh deklarasi capres dan manuver koalisi partai. Selain itu, Airlangga juga menjadi sosok yang tetap setia menopang pemerintahan Joko Widodo, baik sebagai menteri, maupun sebagai bagian dari partai koalisi.

Baca Juga  Cek Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran, Jokowi Tinjau Pasar Rawamangun dan Pasar Johar Baru

“Jika dibandingkan dengan kerja-kerja politik yang dilakukan AHY dan Ketum parpol lainnya, Airlangga Hartarto jauh lebih senyap, tak banyak melakukan manuver politik, maupun pemasangan alat peraga kampanye. Elektabilitas yang diraih dia saat ini, lebih karena simpati publik yang menilai Airlangga sosok yang tenang, setia menyokong pemerintahan Jokowi,” terangnya lagi.

Selain itu, kondisi ekonomi yang mulai membaik pasca pandemi Covid-19, menurut Nastain, juga berdampak pada persepsi baik atas kinerja Airlangga yang saat ini juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.

“Persepsi publik atas kinerja Airlangga sebagai menteri juga sangat berdampak, kondisi ekonomi yang terus membaik, tentunya semakin membuat reputasi Airlangga dinilai baik. Sehingga meski tidak riuh melakukan kerja-kerja politik, kinerja Airlangga sebagai menteri terus menjadi perhatian publik,” katanya.

Baca Juga  Menkumham Terima Gelar Adat Kerajaan Gowa

Masih dalam survei Diagram tersebut, selain elektabilitas Airlangga mengungguli AHY serta Puan, elektabilitas Partai Golkar pun tembus pada tiga besar yang meraih 90,3 persen. Sementara pada urutan pertama yaitu PDI Perjuangan (94,7%), Partai Gerindra (91,5%). Pada posisi keempat Partai Demokrat (60,6%), Partai Perindo (58,3%), Partai Kebangkitan Bangsa (55,5%), Partai Keadilan Sejahtera (52,7%), Partai Amanat Nasional (50,1%), Partai Nasional Demokrat (56,9%), Partai Persatuan Pembangunan (52,2 %), Partai Solidaritas Indonesia (27,8%), Partai Gelora (25,2%).

Sebagai informasi, metodologi survei menggunakan penarikan data dengan multistage random sampling (MRS), margin of error 3 persen, dengan tingkat akurasi data 93 persen. (*)