MAJALAHTERAS.COM – Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Lamhot Sijabat menyebutkan pembangunan jalan penghubung Setungku – Tanjung Sebauk tidak luput dari perhatiannya selaku wakil rakyat yang berasal dari daerah tersebut.
Katanya semua usulan masyarakat yang telah tertampung terbilang baik dan bersifat penting. Sebagai penyambung suara rakyat lelaki yang akrab disapa Jabat oleh rekan-rekannya itu, mengaku terlibat aktif mendengarkan keluh kesah warga setempat.
“Kita menanggapi, kemarin ada dianggarkan, cuma karena Pandemi Covid-19 terjadi rasionalisasi 50 persen. Tahun ini dianggarkan kembali sekitar Rp 1,7 milyar,” sebut Jabat, Rabu 03 Maret 2021.
Melalui saluran telepon genggam milik pribadinya, Politisi Partai Nasdem itu, mengaku belum bisa tersenyum meski telah dianggarkan. “Mudahan tahun ini tidak ada rasionalisasi lagi,” ujar Jabat.
Belum dapat tersenyum menurut Jabat, karena pemerintah pusat acap kali melakukan pemotongan anggaran. Akibat dari pemotongan anggaran itu, apa yang telah diperjuangkan mendadak hilang.
“Sedangkan kita sudah berjanji kepada masyarakat bahwa anggaran itu ada. Tapi ujung-ujungnya terkesan kita membohongi masyarakat. Jadi ini yang kita kuatirkan. Jika pemerintah pusat tiba-tiba memotong anggaran, kita tidak bisa berbicara lagi,” ungkapnya.
Menurut Jabat, untuk kesiapan lanjutan pembangunan jalan yang menjadi dambaan masyarakat Kecamatan Bunguran Batubi itu, Pemkab Natuna telah menyiapkan anggaran sebasar Rp 1,7 miliar. Selain jalan itu, ada juga pembangunan jalan lain yang telah mereka suarakan melalui kursi legislatif.
“Jalan Setungku – Tanjung Sebauk masuk dalam anggaran murni. Jadi fisik tahun 2021 ini ada sekitar Rp 10 miliar khusus untuk Kecamatan Bunguran Batubi. Kalau Jalan Setungku ke Tanjung Sebauk DPA-nya sudah ada,” tegasnya.
Cuma lanjut Jabat, sama-sama kita berdoa agar anggaran bisa turun 100 persen di tahun 2021 ini. “Kami DPRD sudah berjuang semaksimal mungkin terhadap aspirasi masyarakat. Meski terkadang masih ada usulan-usulan masyarakat yang terpaksa kita pilih-pilih, mana saja program terbaik diantara usulan lainya,” terang Jabat.
Kata Jabat, anggaran sebesar Rp 10 milyar untuk Kecamatan Bunguran Batubi itu, rencananya akan digunakan buat membangun beberapa jembatan penghubung. Termasuk jembatan yang sempat pernah menelan korban.
“Saya lebih fokus pada tiga jembatan seperti, penghubung antara SP II dan SP 1. Kemudian SP 1 dan Desa Semedang, dan penghubung SP 1 ke Sebangkar. Tetapi itu bukan jembatan namanya, kita ganti judulnya menjadi box culvert dua barel, semi jembatan. Jika jembatan terlalu tinggi nominal anggaranya. Kemarin sudah memakan korban dan saya bilang sama pak camat tolong diproritaskan,” pungkasnya.
Selain berharap agar segera terealisasikan, Jabat juga menghimbau bersama-sama bergandengan tangan, bekerjasama mempercepat pembangunan di daerah. Semoga tahun ini apa yang telah dianggarakan bisa terealisasikan 100 persen.
“Tahun 2020 anggaran Setungku – Tanjung Sebauk dan jalan menuju kantor camat sudah keluar cuma di coret karena anggaran kurang akibat pandemi. Nah, jangan sampai terulang lagi. Saya memang berharap semua pembangunan diwilayah Kecamatan Bunguran Batubi bisa terealisikan tahun ini,” tutupnya. (ADV)