Nilai tukar rupiah akan kembali diuji kekuatannya pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (29/5/2015). Turunnya indeks dollar AS akan diuji di tengah proyeksi lebih tingginya inflasi nasional secara tahunan.
Pada awal perdagangan pagi ini di pasar spot, seperri ditunjukkan data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka menguat ke posisi Rp 13.203 per dollar AS, dibanding penutupan kemarin pada 13.223.
Indeks dollar AS turun setelah beberapa hari menikmati tren kenaikan. Ini setelah angka jobless claims AS diumumkan naik. Spekulasi akan keluarnya Yunani dari Zona Euro jika gagal memenuhi segala kewajibannya yang akan jatuh tempo bahkan tidak mampu mendorong penguatan dollar AS, di mana mata uang euro menguat cukup tajam hingga dini hari tadi.
Malam ini ditunggu angka revisi PDB AS triwulan I-2015 yang diperkirakan memburuk dari 0,2 persen YoY menjadi melemah 0,9 persen YoY.
Kemarin rupiah melemah hingga sore bersamaan dengan penurunan IHSG dan pelemahan beberapa mata uang di Asia. Otoritas BI akhirnya memangkas proyeksi PDB 2015 menjadi hanya 5,1 persen YoY walaupun di sisi lain Menteri Keuangan RI masih optimistis bahwa pertumbuhan bisa mencapai 5,4 persen YoY.
Riset Samuel Sekuritas Indonesia menyatakan ngka inflasi yang datang Senin akan menjadi fokus investor.
Angka itu diperkirakan lebih tinggi di 7 persen YoY. Indeks dollar AS yang memulai tren turun berpeluang mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut lagi akan tetapi sentimen negatif internal akan menjaga tekanan pelemahan nilai tukar tetap ada.