Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini diprediksi bakal melanjutkan pergerakan positifnya, terutama untuk keluar dari trensidewaysnya (stagnasi). Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan laju rupiah masih terdapat ruang untuk penguatan karena sejumlah sentimen positif masih mendukung penguatan Rupiah.
“Sentimen itu di antaranya berkurangnya risiko ketidakpastian dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Maret 2017.
Menurut Reza, sentimen positif lainnya adalah rencana rilis peraturan untuk perdagangan instrumen utang sertifikat deposito (NCD) dari BI yang berimbas pada penguatan rupiah, BI yang optimistis dalam menstabilkan laju rupiah, hingga mulai stabilnya harga minyak dunia.
“Kami perkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp 13.360 dan resisten Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat,” katanya.
Reza mengatakan masih adanya ruang penguatan bagi rupiah yang didukung sentimen yang ada terutama pergerakan dolar AS yang masih cenderung melemah memberikan kesempatan bagi rupiah untuk kembali menguat.
Saat ini, kata Reza, imbas dari pertemuan The Fed mulai mereda. Kali ini pelaku pasar mencermati imbas dari pertemuan G20. Para pelaku pasar menilai tidak adanya hasil yang cukup positif dari pertemuan tersebut. Terutama setelah AS tetap bersikukuh dengan kebijakan proteksionismenya sehingga dipersepsikan akan menghambat kerja sama perdagangan di antara negara anggotanya.
“Menariknya, pergerakan dolar AS cenderung melemah setelah merespons pertemuan tersebut. “Tentu saja kondisi tersebut dimanfaatkan Rupiah untuk kembali menguat,” ungkapnya.
Berdasarkan kurs tengah BI, pada Senin, 20 Maret 2017 rupiah diperdagangkan menguat di level Rp 13.329 per dolar AS, dibandingkan Jumat akhir pekan lalu Rp 13.342 per dolar AS. @samsul