Revitalisasi Makna Perjuangan Perempuan Untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga Dalam Menghadapi Covid-19

oleh
oleh -

Dalam artikelnya di harian The Financial Times (02/10), Aude Zieseniss de Thuin, President Women’s Forum for the Economy and Society juga menandaskan bahwa selama 10 tahun terakhir perempuan merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi global, perekonomian yang banyak dipengaruhi oleh pikiran dan tindakan kaum perempuan makin terbukti atau yang disebut womenomics (Priantono, 2006: 23-24).

Saat ini sejumlah perempuan telah tampil berpengaruh dan berperan cukup besar di bidang ekonomi, meskipun fakta ini untuk Indonesia hanya sedikit saja mereka yang berada pada level status sosial tinggi, berada di jajaran pengambil keputusan dan juga yang bekerja formal dengan gaji yang memadai dan diperhitungkan dalam PDB. Mereka menjadi bagian dari sekitar 200-300 grup perusahaan besar dengan sekitar 58 persen menguasai asset nasional.

Sementara itu lebih dari 50 persen perempuan Indonesia belum berdaya bahkan termarjinalkan dalam proses pembangunan ekonomi. Kalaupun mereka terlibat umumnya hanyalah kelompok pedagang kecil dan pekerja sektor informal yang keseluruhannya hanya menguasai 8 sampai 10 persen asset nasional dan bahkan terkadang tidak dihitung pendapatannya sebagai PDB.