Selain Kartini, dalam sejarah Indonesia tercatat ada Ratu Shima (Kerajaan Kalingga, 648-674 M) yang berkuasa dengan adil, Keumala Hayati (Laksamana Perempuan Pertama di dunia, hidup pada abad XVI), Cut Nyak Dien (tokoh pejuang muslimah dari Aceh, 1848-1908 M), Dewi Sartika (tokoh perintis pendidikan kaum perempuan, 1884-1947) dan perempuan lain di Nusantara ini yang telah terlibat dan berperan aktif dalam proses perjuangan dan pembangunan bangsa.
Semangat dan daya juang yang dimiliki perempuan-perempuan tangguh ini bukan saja dalam upaya mempertahankan keluarganya di wilayah domestik tetapi juga membangun kesadaran terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik dan juga fenomena ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Tidak berlebihan kiranya kalau kaum perempuan Indonesia yang berjumlah lebih dari separuh penduduk ini diakui sebagai kekuatan bangsa dan negara dengan potensinya yang luar biasa.
Secara global meningkatnya peran perempuan dalam perekonomian dunia makin mendapat perhatian. Mingguan The Economist (April 2006), dalam artikelnya yang bertajuk “A Guide to Womenomics” berpendapat bahwa masa depan ekonomi dunia semakin berada dalam genggaman perempuan.