Majalahteras.com-16 tahun Banten berdiri sejak berpisah dari Provinsi Jawa barat. Selama itu pula pembangunan infrastruktur di Banten mandeg, kemiskinan di mana – mana, korupsi menjadi obrolan di warung-warung kopi pinggir jalan.
Banten saat ini belum bisa mengimplementasikan diri dari cita-cita awal pembentukan provinsi Banten. Politik dinasti berkembang biak di segala bidang. Asa dan harapan masyarakat Banten memuncak kala Rano Karno menjadi gubernur definitif menggantikan Atut.
Seperti diungkapkan Muhtadi kepada koranbanten.com salah satu pentolan Gerakan Pemuda Reformasi Serang ( GPRS ). Menurutnya, pembangunan Provinsi Banten di bawah nahkoda Rano Karno, masih stagnan. Khususnya di sisi infrastruktur, jalan masih banyak yang hancur terutama di Banten Selatan.
Muhtadi juga melihat, angka pengangguran kian memburuk. Bnyak masyarakat, hanya jadi penonton ditanahnya sendiri . “Ini tidak bisa di biarkan terus menerus. Banten harus berubah, Banten butuh pemimpin yang tegas bukan pemimpin yang mencla-mencle seperti sekarang,” ujar Muhtadi.
Lebih jauh Muhtadi mengatakan, sejak memimpin Banten Rano bukannya memberantas korupsi malah korupsi di Banten lebih menjadi-jadi, seperti kasus Bank Banten.@Rizki