https://majalahteras.com/-Senin lalu, Presiden Joko Widodo dalam pidato penutupannya di depan anggota Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan untuk memboikot produk Israel sebagai bentuk dukungan kepada Palestina terkait tindakan yang dilakukan oleh negara Zionis. Jokowi pun sempat mendapat pujian tatkala menyerukan boikot produk Israel. Namun selang sehari, seruan Jokowi oleh Johan Budi Sapto Prabowo selaku juru bicara kepresidenan meluruskan seruan itu. Dia mengatakan bahwa boikot yang dimaksud bukanlah produkdan barang melainkan boikot kebijakan Israel di tanah pendudukan Palestina.
Anehnya pernyataan itu bertentangan dengan pernyataan jubir Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassi. Ia mengatakan bahwa produk israel yang akan diboikot berupa produk pertanian dan lain-lain.
Sementara Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris megatakan, seruan boikot produk Israel oleh Jokowi harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata. “Supaya isu boikot produk, budaya, dan akademik Israel tidak hanya menguat saat terjadi kekerasan di Palestina, tetapi bisa setiap saat,” kata Fahira.
Namun Emanuel shahaf yang merupakan salah seorang pengusaha Israel yang sering berhubungan dengan Indonesia mengatakan bahwa seruan itu tidak akan berjalan efektif. Hal itu dikarenakan beberapa negara OKI melakukan hubungan dagang dengan Israel. Di Asia ada Malaysia. Negeri jiran itu juga meraup untung dari hubungan dagang dengan Israel. Jumlahnya mencapai USD 1 miliar. “Semua orang akan lebih senang untuk tetap pada skenario untuk memboikot produk produk Israel dari hasil pendudukan Palestina, pada dasarnya konsekuensinya hampir tidak ada sama sekali. Mesir dan Yordania tidak akan mengikuti skenario tersebut karena mereka telah mendapatkan keuntungan yang signifikan dari hasil hubungan perdagangan dengan Israel,” Ujar Emanuel Shahaf.