PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Roadshow Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2025 bertajuk “Jelajah Negeri, Bangun Antikorupsi”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 13–14 Juli 2025, dan menyasar berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga warga desa.
Menjelang pelaksanaan, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein bersama Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Yonathan Demme Tangdilintin, tampil sebagai narasumber dalam Podcast Live Talk Show di Radio Pro 93.10 FM Purwakarta, Sabtu (12/7). Perbincangan ini menjadi bagian dari strategi edukatif awal dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya budaya antikorupsi.
“Dengan dipercaya menjadi tuan rumah Roadshow KPK 2025, kita dapat memperdalam pemahaman masyarakat tentang integritas dan nilai antikorupsi melalui pendekatan edukatif yang lebih dekat dan membumi,” ujar Bupati Saepul Bahri Binzein.
Senada, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, Yonathan Demme Tangdilintin, menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam mendukung program antikorupsi secara sistematis.
“Gerakan antikorupsi tidak cukup hanya melalui penindakan. Harus ada edukasi menyeluruh yang menyentuh semua lapisan, dari anak sekolah hingga masyarakat desa. Di sinilah kolaborasi antara KPK dan pemerintah daerah menjadi sangat vital,” jelas Yonathan.
Rangkaian Kegiatan Edukatif dan Partisipatif
Agenda Roadshow KPK 2025 di Purwakarta diawali pada Minggu, 13 Juli 2025, dengan seremoni pembukaan di Taman Surawisesa, disusul kuliah umum bertema antikorupsi di Kampus UPI Purwakarta. Malam harinya, akan digelar pemutaran film bertema antikorupsi di Pendopo Kantor Desa Kiarapedes sebagai media sosialisasi yang interaktif dan menghibur.
Pada hari kedua, Senin, 14 Juli 2025, kegiatan berlanjut dengan penyuluhan langsung ke institusi pendidikan dan masyarakat. Edukasi antikorupsi akan diberikan kepada siswa SMP Negeri 1 Kiarapedes, serta sosialisasi nilai integritas kepada warga Desa Kiarapedes.
Melalui pendekatan kolaboratif dan menyentuh berbagai elemen masyarakat, Purwakarta diharapkan dapat menjadi contoh dalam membangun budaya antikorupsi yang kuat dan berkelanjutan.***
