DEWAN Energi Nasional (DEN) memperkirakan realisasi pembangunan pembangkit 35 ribu megawatt (mw) hanya akan mecapai setengahnya, yakni 56% pada akhir 2019. Lembaga yang langsung di bawah Presiden itu menaksir hanya 19.700 mw pembangkit yang akan terbangun dalam tiga tahun ke depan.
Anggota DEN Dwi Hary Soeryadi menjelaskan proyeksi itu dipaparkan dengan melihat kondisi pembangkit listrik yang sudah tepat memenuhi jadwal pembiayaan (financial closing). Pertumbuhan ekonomi yang ditaksir 6% juga menjadi referensi dalam analisis tersebut.
“Program 35 ribu MW diperkirakan mencapai minimal 19.700 MW pada akhir 2019 dengan bermacam pertimbangan, yakni pertumbuhan ekonomi 6% dan proses pembangunan pembangkitnya sendiri,” ujar Dwi saat konferensi pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (14/11).
Di kesempatan sama, anggota DEN dari kalangan akademisi, Rinaldy Dalimi menyebut proyeksi realisasi itu sudah didiskusikan dengan PLN. Target tersebut dinilai aman bagi DEN karena PLN juga harus menjaga listrik yang dibangun bisa terserap penuh oleh masyarakat dan industri.
“Angka itu masuk akal. Jadi harus dicapai,” cetus Rinaldy.
Dengan memperhitungkan waktu proses pembangunan, Rinaldy memprediksi sisa 15.300 MW dari 35 ribu mw baru akan kelar paling lambat 2022. Namun, pada tahun itu, kebutuhan listrik masyarakat Indonesia sudah melebihi angka tersebut. Karena itu, pemerintah harus terus mengawal proses pembangunan listrik agar kebutuhan mendatang tetap terpenuhi.
“Sayangnya kita juga belum menghitung berapa kenaikan rasio elektrifikasi kalau 19.700 MW terbangun. Namun, kita melihat kenaikan itu hanya akan besar di Jawa dan Sumatra karena pembangkit kebanyakan terpusat di sana,” tukas dia.