Perlu Terobosan Metode dan Media Tingkatkan Partisipasi Kalangan Mahasiswa pada Pemilu 2019

oleh
oleh -

MAJALAHTERAS.COM – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan lembaga penggiat Pemilu dalam hal ini Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) yang selama ini menjalin kemitraan, baik dalam penyusunan UU Pemilu maupun hasil kajian – kajian demokrasi lainnya, paparkan hasil kajian terkait pemahaman mahasiswa terhadap pelaksanaan Pemilu 2019.

Paparan kajian tersebut disampaikan dalam acara Kemendagri Media Forum yang diselenggarakan di Kantor Pusat Kemendagri Jl, Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).

Pada kesempatan tersebut Kapuspen Kemendagri Bahtiar memandu langsung acara dengan menghadirkan narasumber Dian Permata Peneliti SPD. Ia mencoba menggali dan mengupdate hasil penelitian SPD dari sisi tingkat pemahaman masyarakat terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 khususnya kalangan mahasiswa yang jumlahnya puluhan juta orang sekaligus sering disebut kaum muda atau kaum mileneal.

Pertanyaan sederhana yang disampaikan Bahtiar terkait tingkat pemahaman masyarakat dalam memahami setiap tahapan agenda Pemilu 2019 yang paling sederhana adalah hari dan tanggal pemungutan suara.

Baca Juga  Pelaksanaan Pemilu 2024 di Lapas Cikarang Berjalan Lancar dan Sukses

“Saat ini dalam posisi tahapan kampanye, ada waktu sekitar 5 bulan lagi menuju hari ‘H’ pemungutan suara. Sebenarnya masyarakat mengetahui dan memahami atau tidak bahwa akan ada Pemilu Serentak yang hari ‘H’ nya di 17 April 2018, terlebih targetan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 adalah 77,5%,” ujarnya.

Pertanyaan tersebut kemudian direspon oleh narasumber Dian Permata Peneliti Senior SPD yg memaparkan hasil kajian penelitiannya yang dilakukan pada bulan Agustus – November 2018, dengan polpulasi responden kalangan mahasiswa, sampel yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 300 responden yang dilakukan di 3 daerah, yaitu Riau, Sumatera Barat dan Yogyakarta.

Di awal paparannya, Ia sampaikan adanya trend menurunnya tingkat partisipasi Pileg dari Tahun 1974 dengan partisipasi 94% s.d 2014 yang mencapai 74.66%, trend menurun tingkat partisipasi juga ditunjukkan pada Pilpres mulai dari mulai Pilpres Tahun 2004 Putaran I (78,5%), Putaran II (76,7%), Tahun 2009 (71,9%), dan Tahun 2014 sekitar (70%).

Baca Juga  WH Pindah Nasdem. Pengamat: "Demokrat Banyak Ditinggal Kader Kader Terbaiknya"

Selanjutnya, Dian Permata jelaskan salah satu temuan hasil penelitian dengan pertanyaan penelitian Tanggal berapa hari ‘H’ pencoblosan Pemilu 2019, sebagai dasar mengetahui tingkat pengenalan, pengetahuan dan pemahaman mahasiswa yang notabene kaum intelektual dan dianggap memiliki ilmu pengetahuan, kepedulian dan akses informasi terhadap berbagai informasi dan regulasi mengenai Pemilu serentak 2019.

“Mahasiswa Di Sumatera Barat yang menjawab 17 April 2019 sebanyak 53%, yg menjawab tanggal lainnya sebanyak 41% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 6%. Mahasiswa Di Riau yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 17%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 74 % dan menjawab tidak tahu sebanyak 9%. Dan di Yogyakarta yang menjawab tanggal 17 April 2019 sebanyak 85%, menjawab tanggal lainnya sebanyak 11% dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 4%,” jelas Dian Permata.

Baca Juga  Polsek Serang Polres Serang Kota Himbuan Ayo Vaksin

Dian Permata peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi menyampaikan beberapa rekomendasi sbg poin catatan terkait upaya memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih khususnya kalangan mahasiswa pada Pemilu serentak 2019.

“Pertama, pemerintah, pemda, parpol, Penyelengara Pemilu dan pihak lainnya termasuk kampus2 perlu melakukan intercept program sosialisasi pemilih berbasis segmentasi pemilih. Langkah ini sebagai upaya untuk mencapai target angka tingkat partisipasi 77,5%. Kedua, pemilihan media kanalisasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui media berbasis internet diantaranya media social, facebook, instagram, twiter dan lain sebagainya,” pungkasnya. (IMAN/RLS)