Perlu Kolaborasi yang Dialogis Bukan Kolaborasi yang Monologis !

oleh
oleh -

Oleh : M. Natsir Zubaidi

Setelah 6 bulan terpapar pandemi covid 19, bangsa Indonesia tengah menghadapi krisis multi dimensi, baik bidang sosial, pendidikan, agama, ekonomi dan politik maka sangat diperlukan adanya kolaborasi yang dialogis.

Pemerintah juga hendaknya melakukan upaya yang serius dalam penanggulangannya, perlu ada strategi penanganan yang melibatkan segenap komponen ( baik yang KITA maupun yang KAMI ), karena secara historis baik dalam sumpah pemuda ( 1928 ) maupun Proklamasi 17 -8-1945, selalu dengan kata Kami bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendekatan yang harus dilakukan hendaknya secara dialogis, bukan monologis, satu arah .

Baca Juga  Media, Raffi Ahmad, dan Pengawalan Vaksinasi Covid-19

Pelibatan segenap komponen bangsa tanpa terkecuali, apalagi bangsa Indonesia dikenal bangsa suka bergotong royong, suka berderma dan kerelawaan maka upaya pelibatan ormas islam, LSM, tokoh-tokoh, para cendekiawan yang potensial sangat diperlukan dalam penanggulangan Covid 19 secara komprehensif .

Sehingga dana dari pemerintah tidak habis untuk hal-hal yang kurang produktif, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih produktif (berdaya- berhasil guna) misalkan untuk memberikan insentif bagi kelompok strategis dan perorangan yang memberikan kontribusi bagi penanggulangan covid 19 ini.

Baca Juga  Quo Vadis Bank Banten

Mudah-mudahan dalam suasana HUT proklamasi kemerdekaan Indonesia dan tahun Baru Hijriyah bisa dimanfaatkan secara optimal.

Agar pandemi covid 19 segera berakhir dan kita menjadi bangsa yang sehat, produktif dan berkesejahteraan.

Penulis merupakan anggota MPR RI (1997-1999 ), Sekjend DMI (2006 – 2011 ), dan Pendiri Institut Risalah Peradaban (IRP).