Majalahteras.com – Sangat dibutuhkan pendidikan mitigasi untuk tata kota karena sebagian tata kota yang ada saat ini masih jauh dari mitigasi. Tata kota yang baik tidak hanya dilihat dari aspek keindahannya saja, melainkan memperhatikan juga dari aspek mitigasi bencana.
“Pendidikan mitigasi bencana dan pengelolaan tata kota harus bersinergi. Ketika tata kota dilakukan, harus juga dilihat mitigasi bencana. Hal ini untuk mempersiapkan semua kalangan untuk menghadapi jika bencana datang,” ujar Ketua Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit STKIP Banten, Amr Syahroni
Pendidikan mitigasi bencana sangat dibutuhkan untuk masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi harus bisa menanamkan pola pikir masyarakat yang bersinergi dengan mitigasi bencana dan tata kota.
PMI, Amr menambahkan, mempunyai program untuk menghadapi kebencaan, diantaranya adalah 1) Pelatihan-pelatihan SDM dan relawan untuk menghadapi kebencaan. Antara lain pelatihan pertolongan pertama, assessment, Psp, Dapur Umum, posko, evakuasi, logistik dan lain-lain. 2) KSB (Kampus Siaga Bencana) pendidikan kebencanaan untuk masyarakat kampus yang diadakan UKM KSR PMI unit setempat. 3) SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat), program ini melibatkan masyarakat di lingkungan kecamatan yang diadakan oleh PMI kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Serang.
“PMI sangat berperan besar dalam kebencaan, PMI sejak dulu sudah memulai menanamkan pendidikan kebencanaan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, sekolah tinggi dan masyarakat umum. Ada KSB (Kampus Siaga Bencana), SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) dan lainnya. PMI sangat mendukung penuh pemerintah dalam hal mitigasi bencana,” jelasnya.@IMAN