Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem masih akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember 2021.
BMKG mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal.
Meskipun Siklon Tropis Teratai di Samudra Hindia barat daya Lampung yang terbentuk 1 Desember 2021 telah dinyatakan punah pada 2 Desember 2021 pukul 01.00 WIB, cuaca ekstrem diprediksi masih akan menghantam sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang dilansir beritasatu.com.
“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya kepada Beritasatu.com, Jumat (3/12/2021).
Ia memaparkan, berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan ke depan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia.
Dijelaskan Dwikorita, bahwa saat ini Siklon Tropis Nyatoh masih berada di wilayah Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang masih menguat hingga 24 jam ke depan dengan pergerakan sistem ke arah utara-barat laut. Sedangkan bibit Siklon 94W yang berada di sekitar Teluk Benggala dalam periode 24 jam ke depan masih bergerak ke arah barat laut.
“Sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter (rough sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan,” tuturnya.
Di antaranya, lanjut dia, Perairan Utara Kepulauan Anambas, Perairan Barat Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Subi Serasan, Perairan utara Kepulauan Sangihe, Perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Sedangkan potensi gelombang tinggi mencapai 4-6 meter (very rough sea) di wilayah Laut Natuna Utara dan Perairan Utara Natuna.
Dengan semakin menjauhnya sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W dari wilayah Indonesia, tambah Dwikorita, maka kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya, yaitu meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.
“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya,” imbuhnya.(*/cr2)