Peran Media Sosial dan Kolaborasi Insan Pers Dipandang Penting dalam Penanganan Stunting

oleh
oleh -

majalahteras.com – Dalam penanganan stunting di Provinsi Banten, peran media sosial dan kolaborasi dengan insan pers menjadi hal penting untuk dilakukan dalam upaya mengedukasi masyarakat.

Hal ini disampaikan Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten, Nasrudin, kegiatan Gathering antara BKKBN Banten Bersama Insan Media/Jurnalis dengan tema “Kolaborasi Bersama dalam Menggerakkan Masyarakat untuk Cegah Stunting”.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Saba Backyard Café & Resto, Jl. Raya Serang – Pandeglang Km 4, Tembong, Kota Serang, Provinsi Banten. Kamis 25 Mei 2023.

Saat menjadi pembicara, Nasrudin menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara lembaga terkait dan insan pers dalam menyosialisasikan penanganan stunting.

“Hal ini penting untuk memberikan informasi yang jelas, yang pada gilirannya akan berdampak pada perencanaan program dan penganggaran dalam penanganan stunting,” katanya.

Nasrudin menuturkan, dalam hal ini, media dapat menjadi mitra bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten dalam menyampaikan informasi dan upaya penanganan stunting secara cepat dan menyeluruh.

Baca Juga  One Day One Prison Product, Lapas Cilegon Gelar Bazar Ramadhan

“Pemerintah perlu memanfaatkan media untuk kepentingan penanganan stunting dan tidak terhambat oleh masalah anggaran. Yang terpenting, media harus dilibatkan dalam diskusi dan setiap pertemuan harus memberikan informasi yang bisa dicatat,” ujarnya.

Dalam hal ini Nasrudin menekankan, pentingnya membangun kolaborasi dengan media dalam melakukan sosialisasi penanganan stunting.

Pasalnya, media dapat menjadi sarana untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap permasalahan stunting dan mendorong partisipasi aktif dalam program-program penanganan stunting.

“Dengan memberikan liputan yang intensif dan mendalam tentang stunting, media dapat menggerakkan opini publik dan mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang sehat,” terangnya.

Selain informasi kata Nasrudin, media juga dapat memainkan peran penting dalam mengawasi dan memantau program-program penanganan stunting yang dilakukan oleh pemerintah.

Dalam hal ini, Nasrudin meyakini, kolaborasi yang baik dapat memastikan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat, serta memperkuat upaya penanganan stunting secara keseluruhan

Baca Juga  Sambut Bulan Ramadhan, Napi Lapas Perempuan Tangerang Produksi Perlengkapan Sholat

“BKKBN harus melibatkan media sebagai mitra kerja dalam menyampaikan informasi dan upaya penanganan stunting kepada masyarakat,” katanya.

Sementara Dosen Ilmu Komunikasi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Puspita Asri, menyoroti kurangnya pembahasan tentang stunting di media sosial, terutama di platform Twitter. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar untuk menggalakkan program sosialisasi mengenai penanganan stunting.

“Penting juga bahwa informasi yang disampaikan bukan hanya sebatas seremonial, melainkan juga memberikan panduan tentang cara dan upaya konkret dalam penanganan stunting,” ujarnya.

Puspita Asri mengungkapkan, bahwa di media sosial, isu stunting masih kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menggalakkan program sosialisasi guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai stunting.

“Dalam hal ini, peran media sosial menjadi sangat penting untuk menyampaikan informasi yang lebih luas dan mencapai audiens yang lebih luas pula,” jelasnya.

Baca Juga  Hadiri Haul Akbar Muasis dan Masyayih Ponpes Langitan, Cak Imin Minta Restu Jadi Calon Presiden

Puspita menyebut, media sosial dapat digunakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan informasi dan program penanganan stunting kepada masyarakat secara cepat dan menyeluruh.

Dengan dukungan kolaborasi antara lembaga terkait, insan pers, dan pemerintah, diharapkan upaya penanganan stunting dapat dilakukan dengan lebih efektif dan berhasil menurunkan angka stunting di Banten.

“Informasi yang disampaikan harus lebih dari sekadar seremonial, tetapi juga harus memberikan panduan yang konkret mengenai langkah-langkah penanganan stunting. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami pentingnya gizi yang seimbang dan bagaimana mengasuh anak secara benar,” ucapnya.

Lebih lanjut Puspita memandang, media memiliki kekuatan untuk menyebarkan pesan-pesan penting mengenai stunting dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya informasi yang jelas dan terpercaya, masyarakat dapat melakukan langkah-langkah pencegahan stunting secara lebih efektif.