Pentingnya Kolaborasi Dalam Penguatan Pendidikan Karakter

oleh
oleh -

KOTA CILEGON – Karakter yang baik merupakan hal yang kita inginkan bagi anak-anak kita, bagi para peserta didik kita. Dalam membentuk karakter yang baik, sedari awal peradaban manusia bahkan negara-negara terbentuk, manusia telah megupayakannya melalui semacam pendidikan moral. Karena berdasarkan penelitian sejarah daei seluruh negara yang ada di dunia, pada dasarnya pendidikan memiliki dua tujuan, yatu membimbing para generasi muda untuk menjadi cerdas dan memiliki perilaku berbudi.

Definisi Karakter

Kata “karakter” menurut Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi perketi, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. Adapun berkarakter adalah berkeribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, berwatak.

Menurut Thomas Lickona (2012; 82) mengemukakan bahwa karakter merupakan tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Sehingga karakter yang baik terdiri mengetahui hal yang baik, mengingnkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik. Ketiga hal itu diperlukan untuk mengarahkan suatu kehidupan moral; ketiganya membentuk kedewasaan moral.

Baca Juga  Anniversary ke-28, LPM SiGMA Gelar Serangkaian Kegiatan

Ketika kita berpikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak-anak maupun peserta didik kita, sudah jelas bahwa kita menginginkan anak-anak maupun peserta didik kita untuk mampu menilai apa yang benar, sangat peduli dengan apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini itu benar. Kita menginginkan anak-anak dan peserta didik kita untuk berpegang teguh pada kebenaran yang mereka yakini meskipun nantinya mereka berhadapan dengan godaan dari dalam dan tekanan dari luar.

Kolaborasi Antara Orangtua – Sekolah – Publik

Pemerintah, bersama dengan institusi pendidikan seperti sekolah bermaksud mengimplementasikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang terukur. Untuk itulah pemerintah era Presiden Yudhoyono menetapkan 18 nilai karakter yang perlu masuk secara intra-kurikuler ke dalam perencanaan, proses belajar mengajar, maupun evaluasi pembelajaran.

Baca Juga  918 Peserta Didik Baru Berlomba-Lomba Masuk SMKN 2 Pandeglang

Implementasi pendidikan karakter terdiri dari nilai-nilai yang “operatif”, mencerminkan nilai dalam tindakan. Misal, nilai “religius”, “jujur”, “toleran”, atau “cinta tanah air”. Merujuk pada nila-nilai tersebut maka kita dapat memahami bahwa untuk mencapainya memerlukan suatu proses yang relatif lama dan dukungan serta kolaborasi antara orangtua-sekolah-publik.

Orangtua-Sekolah-Publik perlu memiliki pemahaman dan komitmen yang sama dalam penguatan pendidikan karakter. Sekolah perlu melibatkan orangtua untuk bersama-sama peduli pada perkembangan peserta didik. Selain dengan membuat koneksi dan komunikasi antara guru dan orangtua, sekolah juga dapat mengembangkan kegiatan yang memberi kesempatan kepada orangtua untuk datang ke sekolah dan mendapatkan presentasi dari guru (bahkan dapat dilakukan oleh peserta didik) mengenai pembelajaran maupun kegiatan yang berlangsung di sekolah. sekolah juga melibatkan publik secara lebih aktif menjalin kerja sama dengan lembaga atau institusi yang teerkait dengan dunia pendidikan. Seperti bekerja sama dengan Rumah Sakit/Puskesmas dan Badan Narkotika Nasional (BNN) apabila berkaitan dengan pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS, atau pihak TNI-Polri apabila berkaitan dengan kedisiplinan dan bela negara.

Baca Juga  Sediakan Ruang Untuk Ekspresikan Seni Budaya

Sekolah sudah mampu membangun kolaborasi – dan bahkan kemitraan – dengan orangtua, pemerintah daerah, dunia usaha/industri, serta organisasi masyarakat lainnya maka penguatan pendidikan karakter dapat berjalan optimal. Kolaborasi dan kemitraan tersebut dapat menunjang dan memperkaya sumber belajar di sekolah yang mendukung penguatan pendidikan karakter, bahkan hingga bantuan dana serta sarana prasarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Melalui penguatan pendidikan karakter berarti kita melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan anak-anak kita mapupun peserta didik, bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter generasi penerus bangsa Indonesia.

Ahmad Muttaqin, M.Pd

Guru SMAN 3 Cilegon