Pemenuhan Hak Politik di Balik Jeruji, Warga Binaan Rutan Bangil Ikut Meramaikan Debat Cawapres

oleh
oleh -

PASURUAN – Jum’at Malam (22/12/2023) Di tengah keterbatasan dan keterikatan di dalam Rutan, warga binaan juga memiliki hak untuk mendapatkan informasi dari dunia luar. Salah satu momen yang menarik bagi mereka adalah ketika petugas rutan menyediakan layar untuk menonton debat calon wakil presiden. Meskipun terpisah oleh dinding penjara, warga binaan tetap memiliki ketertarikan dan antusiasme terhadap perkembangan politik dan pilihan pemimpin negara. Di balik jeruji, mereka diberikan kesempatan untuk mengamati argumen dan pandangan calon wakil presiden, yang menjadi bahan diskusi dan refleksi di antara para warga binaan.

Baca Juga  Tim Pokja ZI Lapas Pasir Putih Ikuti Penguatan Pembangunan ZI di Kanwil Kemenkumham Jateng

Pemandangan unik ini menciptakan momen khusus di dalam rutan, di mana warga binaan dapat bersama-sama menyaksikan dan membahas debat calon wakik presiden. Layar yang disediakan oleh petugas rutan menjadi jendela virtual yang menghubungkan mereka dengan peristiwa di luar penjara. Meskipun situasi mereka mungkin sangat berbeda, debat politik memberikan peluang untuk melupakan sejenak kenyataan penahanan dan terlibat dalam diskusi yang mungkin merangsang pikiran mereka.

Baca Juga  Karupbasan Bengkulu Hadiri Persemian Gedung Dan Bangunan Serta PKS Antara Rutan, Lapas Dan Pemkot Bengkulu

Bagi para warga binaan, kesempatan untuk melihat debat calon wakil Presiden bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga suatu bentuk partisipasi dalam kehidupan politik negara. Meskipun mereka tidak dapat memberikan suara, melihat debat menjadi cara bagi mereka untuk tetap terhubung dengan proses demokratis yang berlangsung di luar tembok penjara. Ini menciptakan kesadaran politik di kalangan tahanan dan memperkuat rasa keterlibatan mereka dalam masyarakat meski dalam kondisi pembatasan.

Kepala Rutan Kelas IIB Bangil, Bhanad Shofa menjelaskan bahawa dalam momen seperti ini, layar debat calon wakil presiden di Rutan bukan hanya menjadi medium informasi, tetapi juga alat untuk meredakan kejenuhan dan memberikan perspektif baru bagi para warga binaan. Meskipun secara fisik terbatas, mereka dapat merasakan sepotong atmosfer demokratis dan merenungkan bagaimana pilihan pemimpin dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan. Dengan demikian, meskipun terikat oleh hukum, para tahanan tetap memiliki hak untuk mengakses informasi dan terlibat dalam diskusi penting tentang arah negara mereka.

Baca Juga  Menag Fachrul Razi Harap PII Aktif Mendukung Program Moderasi Beragama