MAJALAHTERAS.COM – Kebutuhan dan komitmen pembelajaran perguruan tinggi senantiasa memperhatikan perubahan lingkungan dan kebijakan pemerintah, serta perkembangan Revolusi Industri 4.0. menyikapi berbagai perubahan tersebut, Pascasarjana mengadakan Workshop Sistem Pembelajaran Daring (SPADA), Kamis, 1 Agustus 2019 bertempat di Laboratorium Multimedia Gedung C Lt.3 Untirta.
Sistem pembelajaran daring merupakan wujud komitmen Peraturan Rektor No.2 Tahun 2019, Bab V Pasal 5 yang berbunyi: 1) Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Untirta melalui hppt://www.spada.untirta.ac.id, bersifat tertutup, sebagai bagian dari pembelajaran di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 2) Massive Open Online Course (MOOC) Untirta melalui http://www.mooc.untirta.ac.id, bersifat terbuka, sebagai bagian dari Program Pembelajaran Sepanjang Hayat (Continuing Learning Program) atas Pengabdian Kepada Masyarakat.
Direktur Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dr. H. Suherman, M.Pd. dalam sambutannya saat membuka kegiatan workshop mengatakan, SPADA di Pascasarjana merupakan implementasi dari kebijakan Rektor bahwa di Untirta mulai tahun akademik 2019/2020 harus mulai berjalan SPADA di tiap program studi, baik vokasi, sarjana, maupun pascasarjana/magister, kemudian pascasarjana memandang perlu SPADA di Pascasarjana, selain kebijakan Rektor, juga sebagai upaya untuk menjawab tantangan era industri 4.0.
“Dosen dan mahasiswa wajib memperkuat kompetensi dan dalam menguasai ICT (Information, Communication, and Technology), disamping pemilihan matakuliah yang mau didaringkan perlu selektif dengan memperhatikan karakteristik yang sesuai, antara lain yang muatan cognitifnya lebih luas,” terang Suherman.
Lebih lanjut, Suherman menyampaikan, secara teknis bahwa implementasi SPADA masih diperlukan tatap muka langsung dengan mahasiswa, diatur pada awal, tengah, dan menjelang akhir perkuliahan, sementara jumlah mata kuliah yang didaringkan di Pascasarjana terdiri atas 3 mata kuliah x 11 Prodi sehingga jumlahnya menjadi 33 Mata Kuliah. “Selanjutnya yang didaringkan adalah 25 matakuliah, akan ditindaklanjuti dengan shooting di studio sebagai pelengkap daring dan ujicoba dengan mahasiswa,” jelas Suherman.
Menurut Suherman, perlu terus menerus diasah keterampilan mengoperasikan SPADAnya oleh dosen yang bersangkutan, selain terus didesiminasikan kepada dosen lainnya.
Sebagai informasi, workshop SPADA ini, didampingi 4 narasumber dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Maman Faturohman, Ph.D, Nanah Nurjanah, Anis Fuad, dan Anggoro, yang ditutup pada pukul 15.45 WIB. “Kapasitas SPADA Untirta yaitu: 1) Dedicated server; 2) “Unlimited” storage. Video dan animasi disimpan di channel Youtube SPADA Untirta; 3) Bandwith sesuai kapasitas seluruh pengguna; 4) Backup sesuai rekomendasi Topologi SEAMOLEC; 5) Studio SPADA Untirta di empat lokasi kampus (bertahap): di 1. Pakupatan (UTV, 2021), 2. Cilegon (2019), 3. Ciwaru (2020), 4. Sindangsari (2020). Desain dan Pengembangan Konten dan Animasi Pembelajaran; 6) Tim Adhoc dan Troubleshooting (Helpdesk); 7) Akses Internet Terpadu,” ujar Anis Fuad. (RLS)