Obat penghilang rasa sakit yang mengandung ibuprofen sering menjadi pilihan pertama ketika seseorang merasa tidak enak badan, termasuk flu dan demam. Namun Anda harus waspada, sebuah studi menemukan, konsumsi ibuprofen meningkatkan risiko 3 kali lipat terkena serangan jantung.
Para peneliti menganalisis data klaim dari hampir 10.000 pasien yang dirawat di rumah sakit Taiwan karena serangan jantung dalam periode 7 tahun. Tujuannya adalah untuk menyelidiki apakah non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) memiliki efek pada risiko serangan jantung.
Sementara, infeksi saluran pernapasan akut, seperti pilek atau flu, juga dipantau dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases. Hasil penelitian menunjukkan, mengonsumsi obat penghilang rasa sakit selama infeksi pernapasan meningkatkan 3,4 kali lipat risiko serangan jantung.
Sementara itu, risiko melonjak menjadi 7,2 kali lipat ketika pasien diberi obat tersebut melalui infus rumah sakit, menurut para peneliti. Sebaliknya, ketika pasien memiliki infeksi tetapi tidak diberikan NSAID, risiko mereka hanya sekira 2,7 kali lebih besar dari orang yang sehat.
“Dokter harus menyadari bahwa penggunaan NSAID selama infeksi saluran pernapasan akut mungkin lebih meningkatkan risiko serangan jantung,” kata penulis studi, Cheng-Chung Fang dari National Taiwan University Hospital, dikutip dari Dailymail, Senin (6/2/2017).
Sebelumnya, pada 2005, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat memperingatkan, meminum obat NSAID meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Obat tersebut juga dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan gagal jantung. @SAMSUL