CILEGON – Lapas Kelas IIA Cilegon melalui petugas kesehatan Lapas melakukan skrining kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) demi mewujudkan efektivitas dan optimalisasi deteksi dini penyakit Tuberculosis (TBC), Kamis (24/2). Dikatakan Dokter Lapas Cilegon, Emyke, kegiatan ini menyasar seluruh WBP di Lapas.
“Ini dilakukan sebagai upaya mengendalikan penularan TBC di Lapas sebagaimana diketahui penularan penyakit ini sangat rentan sebab penularannya melalui droplet nuclei di udara,” terangnya.
Menurut Emyke, skrining merupakan penanggulangan sejak dini penyakit TBC pada WBP melalui pemeriksaan atau konseling karena penularannya sangat mudah dan cepat. Sebagaimana data lembar fakta TBC yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, TBC ditularkan melalui udara, yakni lewat percikan dahak penderita ketika seseorang sakit TB batuk, bersin, berbicara atau meludah mereka memercikkan kuman TBC ke udara.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan semua WBP dapat mengetahui sejak dini apakah yang bersangkutan dicurigai sakit TBC atau tidak guna mencegah penularan TBC antar sesama WBP,” harap Emyke.
Sementara itu Kepala Seksi Binadik, M Khafi, menjelaskan Lapas merupakan salah satu reservoir untuk transmisi Mycobacterium tuberculosis di mana insidensi Lapas adalah 5-70 kali lebih besar dibandingkan di masyarakat. Tingginya risiko penyebaran TBC di Lapas disebabkan kepadatan penghuni yang umumnya berasal dari kelompok risiko tinggi terinfeksi TBC, komorbid, perokok, dan riwayat kontak dengan pasien TBC lainnya.
“Kami berharap dengan dilaksanakan skrining ini WBP dapat mengetahui ciri-ciri, gejala, dan penularannya. Tolong agar kesehatan selalu dijaga dengan baik, apalagi dengan cuaca yang tidak menentu dibukan ini yang dapat mengakibatkan kondisi badan menjadi cepat terserang penyakit,” pesan Khafi. (Dede).