Majalahteras.com – Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) melihat kondisi pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Malang masih rendah. Hal ini disampaikan saat kunjung beliau dalam rangka meninjau pelaksanaan vaksinasi di Balai Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Minggu (10/8).
“Berdasarkan laporan KPC PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Percepatan Ekonomi Nasional) di tingkat nasional, Kabupaten Malang ini vaksinasinya masih rendah. Masih sekitar 52 persen lebih sedikit,” ujarnya.
Merujuk data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, per 8 Oktober 2021, capaian vaksinasi baru sebesar 52.77 persen, atau 1.096.846 dosis vaksin yang telaksana disuntikkan. Jumlah itu baru setengah dari target vaksinasi di Kabupaten Malang yang ditetapkan KPC PEN, yakni 2.078.406 dosis vaksin.
Dalam kesempatan peninjauannya itu, Menko PMK didampingi Bupati Kabupaten Malang HM Sanusi dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.
Menko PMK mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka yang hadir untuk divaksin. Dia juga meminta kepada masyarakat yang telah divaksin untuk mengingatkan dan mengajak mereka yang belum vaksin untuk segera vaksin.
“Saya pertama mengucapkan terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian mengikuti vaksinasi di sini. Tetapi saya mohon mengajak tetangga saudaranya kerabat dekatnya yang belum vaksin untuk ramai-ramai ikut vaksin,” ucapnya.
Muhadjir menerangkan, virus Covid-19 akan sangat berbahaya bagi mereka yang belum divaksin. Khususnya untuk yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin.
“Yang paling rentan terhadap Covid-19 ini adalah mereka yang menderita komorbid. Yang punya penyakit yang jadi bancakannya (hidangan) virus covid. Jadi orang yang punya penyakit tertentu jadi sasarannya covid,” tuturnya.
Beberapa penyakit penyerta yang menjadi santapan covid, sebut Menko PMK, adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit pernapasan, dan penyakit ginjal.
Dia berpesan kepada masyarakat yang memiliki penyakit penyerta yang sulit disembuhkan untuk terus memperketat protokol kesehatan demi menjaga keselamatannya.
“Kalau tidak bisa divaksin, misalnya yang diabtes, tolong betul-betul menjaga diri, memakai masker, cuci tangan, dan maskernya kalau perlu didobel,” ujarnya.
Sementara, untuk penyakit penyerta yang masih bisa disembuhkan seperti penyakit hipertensi, dia meminta untuk bisa diobati dengan baik sampai tekanan darahnya normal dan dapat menerima vaksin.
Menko PMK meminta kepada masyarakat yang sehat dan tidak memiliki penyakit komorbid agar segera divaksin. Menurutnya, selain melindungi diri sendiri, vaksin juga akan sangat melindungi mereka yang tidak bisa menerima vaksin.
“Untuk yang tidak komorbid itu harus sgera divaksin. Karena kalau dia kena covid memang mungkin dia selamat, tapi yang berbahaya itu kalau ada saudaranya yang komorbid itu ketularan. Itu yang berbahaya,” pinta Muhadjir
“Karena itu yang memang memenuhi syarat untuk divaksin mohon segera vaksin. Karena kalau nanti covid telah hilang kita bisa bekerja secara normal. Semuanya bisa normal,” imbuhnya.
Dia kembali mengingatkan masyarakat untuk saling mengingatkan dan mengajak mereka yang belum vaksin agar beramai-ramai ke lokasi vaksinasi dan segera mendapatkan suntikan vaksin.
“Saya mohon sekali lagi saudara-saudaranya, tetangganya yang belum vaksin mohon diminta untuk segera vaksin. Ini demi menjaga dirinya, keluarganya, dan masyarakat,” pungkas Muhadjir.
Sebagai informasi, Beberapa lokasi vaksinasi yang ditinjau Menko PMK di Kabupaten Malang yakni di SDN 03 dan SDN 04 Kecamatan Tumpang, dan di Balai Desa Kemulan, Kecamatan Turen.
Secara keseluruhan, progress vaksinasi di lokasi Peninjauan Menko PMK di Kabupaten Malang, peserta tervaksin : 2.119 orang, data peserta yang tidak ter input di aplikasi PCare karena nama dan NIK bermasalah adalah: 115 orang, dan vaksin ditunda adanya penyakit penyerta (komorbid) : 93 orang. (*/cr2)
Sumber: kemenkopmk.go.id