Muamar Hadafi: Jiwa Entrepreneur Mampu Ciptakan Lapangan Pekerjaan

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Enterpreneurship berarti bahwa orang mampu menciptakan produk baru sesuai dengan keahlian yang dia miliki, dia yang memproduksi dan dia juga yang memasarkannya.

“Saya bergerak di bidang penerbit buku dengan nama penerbitnya Wangsit Education dan termasuk menciptakan produk bukunya. Selain itu saya juga bergerak di bidang bimbingan belajar sebagai tempat riset untuk buku wangsit sehingga sesuai dengan ekspektasi siswa seluruh Indonesia,” papar Owner Wangsit Education, Muamar Hadafi, M.PMat.

Muamar melanjutkan, sesungguhnya tiap-tiap dari kita diciptakan oleh Allah SWT, sudah dengan ilmunya masing-masing, jadi jangan takut untuk berkarya dan menciptakan produk baru, karena kita punya keahlian masing-masing.

“Bukan jualan produk punya orang lain, itu bukan entrepreneur. Seperti halnya yang saya lakukan sebagai guru, saya menciptakan produk buku yang sesuai dengan profesi saya, kemudian saya yang memproduksi buku tersebut tanpa bergantung kepada penerbit. Kita juga bisa mencetak sendiri buku buatan kita tanpa harus mengeluarkan modal besar dan memasarkan sendiri bukunya. Hal ini lebih menguntungkan dan lebih mudah bagi kita sebagai guru, minimal kita bias memasarkan ke siswa kita sendiri,” jelasnya.

Baca Juga  PPDB SMP Disoal Warga, Dindik Klaim PPDB Berjalan Lancar

“Cara menanamkan kepada siswa yaitu dengan mengambil contoh yang sederhana terhadap ilmu pengetahuan yang telah diterima oleh siswa tersebut, misalkan siswa habis belajar biologi tentang cangkok, stek, atau cara memperkembangbiakkan tanaman. Lalu berikan kasus/masalah pada siswa tersebut bahwa di jaman sekarang kebanyakan rumah-rumah tidak memiliki lahan untuk menanam pohon yang banyak, tapi kita pengen punya pohon dengan jenis berbeda-beda,” katanya memberikan contoh.

Dengan keahlian siswa dapat membuat stek, Muamar menambahkan, siswa bisa membuat pohon atau tanaman dengan banyak cabang yang berbeda-beda jenis namun masih dalam spesies yang sama.

“Contoh pohon mangga, kita bisa membuat satu pohon mangga, namun dengan cabang yang berbeda-beda jenis, ada mangga harum manis, mangga golek, mangga apel, mangga simanalagi dll dalam satu pohon namun dengan lahan yang dikit minimal lahannya 1 m^2, ini juga peluang bisnis baru,” imbuhnya.

Baca Juga  Di Tengah Pandemi Covid-19, Rektor Amany: Peran Ilmuwan Muslimah Sangat Penting

Muamar menilai, Entrepreneurship itu bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain, ketika kita menciptakan produk baru, maka kita akan membutuhkan orang lain yang berhubungan dengan produk kita, sebagai contoh ketika kita menciptakan buku, maka kita butuh orang lain di bidang percetakan untuk memproduksi buku kita, dalam hal ini saya mengajak kerabat saya untuk mencetak bukunya. Karena produksi bukunya banyak, maka kita juga butuh karyawan, untuk packing, untuk kurir, dan lain-lain.

“Sehingga bisa membuka peluang pekerjaan untuk orang lain baik yang punya ijazah atau pun yang putus sekolah (terbuka untuk siapa saja), kita juga membutuhkan orang-orang yang ahli desainer, ahli marketing (jika kita tidak mampu memasarkan sendiri). Jadi entrepreneur itu sangat relevan dengan dunia kerja,” pungkasnya.

Dengan terbatasnya lapangan pekerjaan, pengusaha yang juga Guru Matematika MA Negeri 2 Kota Serang ini mengatakan, membuat kita harus bersaing dengan ribuan orang yang memiliki profesi sama.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki jiwa entrepreneur, sehingga kita tidak bergantung pada dunia pekerjaan, namun kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kita harus bisa membuka 9 dari 10 pintu rezeki tersebut,” ujarnya.

Baca Juga  Buku Konvensional Tetap Diburu

Dengan jiwa entrepreneurship, tambah Muamar, siswa bisa membuat lapangan pekerjaan baru sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, tidak selalu harus sarjana. Jadi kita bisa jadi entrepreneur kapan aja, ilmu yang kita miliki bisa untuk menciptakan produk baru. Keahlian ini sangat penting bagi anak bangsa di zaman sekarang yang serba sulit, sehingga kita bisa bersaing dengan orang lain.

“Harapan saya terhadap Pendidikan ke depan, siswa-siswi wajib memiliki jiwa entrepreneur, tidak hanya pada jenjang Sarjana saja, jadi walaupun putus sekolah sampai SD pun, minimal siswa tersebut dapat menciptakan sebuah produk sesuai ilmu yang dimiliki siswa tersebut. Jadi jika siswa-siswi memiliki jiwa entrepreneur, maka sisw atersebut tidak harus bergantung pada lowongan pekerjaan, terlebih bergantung pada pemerintah. Mereka dapat menciptakan pekerjaan walau tidak tamat sekolah,” harapnya.@IMAN