MAJALAHTERAS.COM — Bahtiar, calon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta kalah populer dibandingkan Marullah Matali. Namun, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri tersebut yang paling dipilih warga menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta.
Data tersebut berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang mengukur persepsi publik atas kinerja Gubernur DKI Jakarta dan Harapan Publik pada Pj Gubernur Jakarta 2022-2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memaparkan, popularitas Bahtiar hanya 11 persen, sementara Marullah Matali 19 persen, dan Heru Budi Hartono 2 persen.
“Meskipun Bahtiar tidak lebih populer dari Marullah, tetapi rupanya dari sisi kepercayaan publik ia diunggulkan, ini menandai jika Pj Gubernur DKI Jakarta lebih diberatkan pada aspek kinerja, buka soal sekedar dikenali masyarakatnya,” ungkap Dedi saat dihubungi wartawan usai menggelar konferensi pers temuan survei tersebut, Rabu 5 Oktober 2022.
Namun, lanjut Dedi, saat responden disodorkan pertanyaan jika memiliki hak suara, siapa dari ketiga calon Pj Gubernur DKI Jakarta itu, justru Bahtiar meraih skor tertinggi, yaitu 41 persen. Sementara Marullah Matali 27 persen, dan Heru Budi Hartono 6 persen.
“Bisa saja, kepercayaan publik pada Bahtiar muncul karena faktor ketokohannya yang murni ASN serta pernah menjabat jabatan yang sama pada tahun-tahun di Provinsi lain, ini ikut mengumbang penilaian publik pada Bahtiar,” terangnya.
“Sebaliknya, Heru justru paling tidak populer sekaligus paling tidak dipercaya,” imbuhnya.
Dalam survei tersebut, sebanyak 85 persen responden menjawab Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan telah berhasil menangani persoalan infrastruktur seperti kondisi jalan, taman kota, fasilitas umum, layanan transportasi. Sebanyak 16 persen menilai belum berhasil.
Kemudian 74 persen responden juga menilai Pemprov DKI sudah menangani dengan baik persoalan harga bahan pokok, harga BBM, kebutuhan pangan, pakaian, keterjangkauan kepemilikan/sewa tempat tinggal. Sebanyak 26 persen menjawab sebaliknya.
Lain halnya pada bidang wiraswasta, seperti dukungan pemerintah terhadap UMKM, produksi hingga konsumsi, sebanyak 62 persen responden menjawa Pemrov DKI Jakarta belum menangani persoalan itu dengan baik, hanya 38 persen yang menjawab sebaliknya.
Mohammad Mulyadi, Profesor Riset Sosiologi di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang menanggapi hasil survei itu menilai, Anies Baswedan sudah berhasil memimpin Jakarta.
“Anies Baswedan menunjukkan kelasnya sebagai intelektual kum birokrat, selain tata kelola ibukota berhasil ia bangun, banyak inovasi juga terimplementasi dengan baik,” katanya.
Untuk diketahui, survei IPO yang berlangsung 23-26 September 2022 tersebut dilakukan di DKI Jakarta secara hybrid (melalui kuesioner digital dan sambungan telepon) dengan jumlah responden 400 orang melalui sambungan telepon, dan 1.000 orang melalu kuesioner digital . Margin error 2,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)