Makar Itu Bahasa Orde Baru

oleh
oleh -

Kekhawatiran adanya upaya penggulingan kekuasaan atau makar dalam aksi massa pada 2 Desember mendatang dinilai berlebihan.

Polri dan pemerintah dinilai tidak perlu merasa takut terhadap aksi massa yang akan dilakukan dengan cara menunaikan salat Jumat di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat nanti.

“Tuduhan makar itu bahasa Orde Baru zaman Opstib (operasi pemulihan keamanan dan ketertiban), kok Polri setback (kembali ke masa lalu,” kata Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban melalui Twitternya, @hmskaban, Senin (21/11/2016).

Baca Juga  Sekda: MTQ Harus Berjalan Dengan Virtual dan Protokol Kesehatan

Menurut dia, mengaitkan aksi yang dikatakannya akan berlangsung super damai dengan menggulingkan presiden. “Mengaitkan aksi super damai 2 Desember 2016 dengan makar dan makzulkan Presiden ini suudzon. Harus baca undang-undang (secara) mendalam bahwa tidak gampang mendongkel presiden,” kata Kaban.

Apalagi, kata dia, 70% kekuatan politik di DPR adalah pendukung Presiden Jokowi. “Kekhawatiran Kapolri ada makar ketakutan yang berlebihan,” ujar Kaban.

Baca Juga  Hasilkan Banyak Riset Tentang Covid-19, Puslitpen UIN Jakarta Gelar Diseminasi

Menurut dia, benar atau tidak akan ada makar seharusnya aksi yang dinilainya akan berlangsung super damai itu tidak perlu dihalang-halangi. Apalagi aksi nanti dilakukan dengan ibadah.

“Aksi super damai kok dilarang, lucu juga. Makin dilarang, biasanya sih makin membesar ketidakpuasan rasa ketidakadilan,” ujar Kaban.