Lanjutkan Program Lumbung Pangan, Prabowo Tarik Minat Generasi Muda ke Sektor Pertanian

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Anak-anak muda Indonesia harus melek di sektor pertanian. Untuk itu pihak-pihak terkait harus terus melakukan pembahasan mencari solusi terbaik agar sektor pertanian bisa diminati anak muda.

Pesan itu disampaikan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, saat menjawab pertanyaan para anggota Kamar Dagang Industri (Kadin) terkait ketahanan pangan, dan kurangnya minat anak muda untuk menjadi petani di acara “Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045” di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (12/1).

“Jadi itu benar, kenapa berkurangnya para petani? Karena anak-anak muda melihat Bapaknya tidak untung, hidupnya susah. Nilai tukarnya tidak cocok. Bahwa ekonomi neoliberalisme ini membuat anak petani sulit mendapat sekolah bagus, karena semua dianggap free market. Memang free market benar, tapi hak dasar masyarakat itu tidak boleh diperdagangkan,” kata Prabowo.

Prabowo menambahkan, ada beberapa program yang sudah pernah dilakukan pemerintah sebelumnya untuk mengatasi soal pangan. Diantaranya, saat Badan Urusan Logistik (Bulog) melaksanakan operasi pengendalian harga, kemudian menggencarkan lumbung pangan.

Baca Juga  Sambangi Lapas Pemuda Tangerang, Wakil Menteri Hukum dan HAM Apresiasi Pembinaan Warga Binaan

“Jadi keberpihakan, pengelolaan, pupuk (subsidi) harus ke petani jangan banyak perantaranya, jangan dibiarkan diperdagangkan. Itu pupuk subsidi untuk rakyat, benih dan sebagainya,” tutur Prabowo.

“Kalau mereka (negara pengekspor) tiba-tiba tutup, tidak mau jual, kita nanti mau makan apa? Saya sudah bicara bertahun-tahun, ada rekam jejak digitalnya, cetaknya. Kita harus punya food estate yang besar. Tetapi kita harus bantu petani kita, harus buat petani makmur,” tambahnya

Prabowo memberikan pesan, boleh saja pengusaha mencari untung dalam berekonomi. Namun, perhatikan juga buruh dan petani, jangan sampai buntung.

“Semua cari untung. Pengusaha cari untung tapi petani, buruh, rakyat harus untung. Semuanya harus untung. Itu yang kita kejar,” tegas Prabowo

Baca Juga  Tampilkan Musik Religi, Latansana Band Motivasi WBP Lapas Rangkasbitung

Di hadapan para pengusaha itu, Prabowo menekankan prin­sip perekonomian berasaskan keadilan akan diterapkan jika dia menang Pilpres 2024. Bersama Cawapres Gibran Rakabuming Raka, Prabowo siap berkolaborasi bisnis yang adil.

“Swasta, BUMN, UMKM dan koperasi bersatu. Kita kejar pertumbuhan tinggi, uang beredar banyak. Semua harus Sejahtera. Gemah ripah loh ji­nawi. Prosperity for all. Itu yang kita perjuangkan. Peace and prosperity,” kata Prabowo dengan semangat.

Prabowo menegaskan ingin melanjutkan apa yang dibangun Presiden Jokowi di dua periode Pemerintahannya. Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, Jokowi termasuk pemimpin yang berhasil mengelola ekonomi dan perdamaian di Indonesia.

“Di mana ada negara sebesar kita tapi inflasi rendah, terken­dali. Pertumbuhan salah satu yang terbaik di dunia. Kita pu­nya ekspor bagus, cadangan ada. Harus diakui secara rasional, Presiden Jokowi termasuk ber­hasil mengelola ekonomi, negara dan perdamaian,” katanya.

Baca Juga  Titik Balik Warga Binaan Kasus Pembunuhan, Merajut Asa Lewat Reparasi Sofa

Prabowo menganalogikan, suksesi Pemerintahan Jokowi ini adalah landasan ekonomi yang tinggal dikembangkan pemerintahan selanjutnya.

Dengan semua landasan itu, kita harus berani berpikir besar. Kalau mau maju terus menuju Indonesia emas, harus punya tekad dan program.

“Saya dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju), Prabowo-Gibran adalah tim yang ingin melanjutkan apa yang sudah dibangun Presiden Jokowi,” tambahnya.

Dikatakan Prabowo, dalam strate­gi pohon industri yang telah dirancang bersama para pakar tersebut, sebanyak 21 komoditas dapat dimanfaatkan bangsa untuk mendorong perekonomian mulai dari mineral, tanaman hingga sumber dari laut.

Prabowo mengungkapkan, diperlukan setidaknya 545 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 8.200 triliun untuk mengembangkan hilirisasi 21 komoditas tersebut. Nantinya, akan bertambah pada nilai tam­bah industri, termasuk farmasi dan obat-obatan.