Majalahteras.com – Kabupaten Langkat tahun 2018 mengalami surplus beras yang mencapai 167 persen sehingga daerah itu tetap menjadi daerah lumbung beras untuk Sumatera Utara.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat Nasiruddin, di Stabat, Sumatera Utara, Selasa, mengatakan Kabupaten Langkat dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya dengan membangun infrastuktur bidang pertanian.
Diantaranya menerapkan teknologi usaha tani, mengembangkan usaha agribisnis, dan meningkatkan sumber daya manusia baik petani dan petugas melalui pelatihan dan penyuluhan.
Melalui berbagai upaya tersebut, Langkat berhasil mempertahankan swasembada beras. Kondisi ini, kata dia, dapat dilihat berdasarkan data statistik pertanian tahun 2018, di mana produksi beras mencapai 359.804 ton dan surplus beras sebesar 224.947 ton atau 167 persen.
“Semoga prestasi ini lebih memotivasi kita semua untuk mengembangkan ketahanan pangan pada musim-musim tanam berikutnya, kata Nasiruddin.
Ia juga menyampaikan pada tahun 2018 Kementerian Pertanian telah mencanangkan program Luas Tambah Tanam (LTT), sebagai salah satu strategi pembangunan dalam rangka peningkatan produksi bahan pangan khususnya padi.
Itu dilakukan dengan mempergunakan aplikasi teknologi, “standing crop” yaitu memaksimalkan lahan sawah dengan tiga kali bertanam dalam satu tahun yang juga dikenal dengan istilah Instensitas Pertanaman (IP-3).
“Untuk realisasi pertanaman padi di Langkat tahun 2018 ditarget seluas 80.796 hektare dan telah terealisasi seluas 101.394 hektare atau 125 persen,” katanya. (antara/jem)