KONSUMSI asupan harian yang minim serat bisa menjawab, mengapa ada banyak lemak yang “menempel” di perut Anda. Ternyata konsumsi serat memiliki dampak terhadap obesitas.
Dr Stella Bella, MGizi SpGK, spesialis gizi klinis, mengatakan kurangnya aktivitas fisik ditambah lagi asupan makanan yang tidak mengamdung serat sepetti sayuran dan buah-buahan menjadi pencetus obesitas.
“Serat yang masuk ke dalam sistem pencernaan, efeknya kita tidal cepat kenyang. Serat fungsinya membuat perut lebih kenyang lama dan diam di dalam lambungnya lebih lama,” ungkap dr Stella dalam acara Ngobras bertemakan ‘Asupan Serat Sejak Dini Cegah Penyakit Kronis’, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (16/11/2016).
Mengapa kurangnya serat bisa menyebabkan obesitas? Saat glukosa di dalam tubuh terpenuhi, sementara itu asupan makanan tetap masuk ke dalam rubih, karbohidrat akan diubah menjadi trigliserida.
“Kenapa lemak di perut lebih banyak? Glukosa seharusnya udah cukup dan tubuh kita memilili aturannya. Glukosa diubah jadi trigliserida atau lemak di dalam perut,” tambahnya.
Hal ini akan memicu penumpukan lemak pada perut dan seseorang perlahan mengalami obesitas, dr Stella menjelaskan.
Obesitas di sini bisa mencetuskan berbagai penyakit kronis, salah satunya diabetes. Sensitivitas kerja hormon insulin akan terganggu dan membuka peluang terjadinya diabetes.
Oleh karenanya, dr Bella menyarankan untuk menyertakan buah dan sayur di dalam menu makanan. Asupan serat di dalam tubuh dapat melancarkan sistem pencernaan dan menghindari tubuh dari ragam penyakit kronis, seperti diabetes.
“Pasokan sumber sayur yang dikonsumsi 3 – 4 porsi dan buah-buahan setidaknya 2 – 3 porsi setiap harinya,” tukasnya.