NGANJUK – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan pisang cavendish yang dikelola Desa Pandantoyo, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dapat menyedot banyak meminat sehingga siap bersaing dengan pisang cavendish yang beredar di berbagai supermarket.
Untuk itu pisang cavendish tersebut perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan nilai tambah.
“Pasar sudah ada, tapi produktifitas perlu ditingkatkan untuk memberikan nilai tambah. Pohonnya mau diapain, apakah bisa diolah untuk pakan ternak misalnya,” ujarnya saat meninjau BUMDes Pandanwangi, Sabtu (24/4).
Terkait hal tersebut, Gus Menteri, sapaan akrabnya, mengajak berbagai stakeholder terkait untuk dapat membantu peningkatan produktifitas budidaya pisang cavendish BUMDes tersebut.
Bantuan tersebut, lanjutnya, dapat berupa biaya pengembangan atau teknologi tepat guna.
“Pasarnya sudah bagus. Tinggal pengembangan. Saya ajak semuanya yang menjadi bagian dari pengembangan produktifitas masyarakat untuk turut membantu. Atau bantuan teknologi tepat guna agar lebih bermanfaat,” ujarnya.
Di sisi lain ia mengatakan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menyelesaikan Peraturan Menteri (Permen) terkait BUMDes. Permen tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2021 tentang BUMDes, yang dikeluarkan seiring disahkannya BUMDes sebagai badan hukum dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
“Permendes (Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi) sudah selesai, tinggal menunggu pengesahan dari Kemenkumham (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia). Kalau sudah selesai semua, nanti BUMDes bisa usaha apa saja, sudah seperti PT,” ujarnya.
Di samping itu, Kepala Desa Pandantoyo, Khoiril Anwar mengatakan, budidaya pisang cavendish sendiri merupakan satu dari beberapa unit usaha lain yang dikelola oleh BUMDes Pandanwangi.
Adapun unit usaha lain yang tengah dikembangkan yakni perdagangan sembako, wisata agropark, wisata outbound, dan wisata kolam renang.
Khoiril mengakui, dari semua unit usaha tersebut, budidaya pisang cavendish masih menjadi produk utama yang paling banyak diminati.
“Pisang cavendish kita sudah mampu menjadi distributor di berbagai kabupaten/kota. Pisang cavendish kita bahkan sudah siap bersaing dengan produk supermarket,” ujar Khoiril.
Menurut Khoiril, pengembangan BUMDes yang baru berdiri sejak tahun 2019 tersebut, sepenuhnya menggunakan anggaran dari dana desa. Ia berharap, pengembangan BUMDes di desanya dapat membantu meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat setempat.
“Kita ingin dengan berkembangnya BUMDes ini, dapat meningkatkan ekonomi di Pandantoyo biar lebih efektif. Mengangkat masyarakat miskin supaya ekonominya lebih meningkat,” ujar Khoiril. (*/cr7)
Sumber: kemendesa.go.id